Pascauji Coba Nuklir Korut, Jepang-Korsel Sepakat Kerja Sama
Kedua pemimpin tersebut berbicara di telepon mengenai uji coba Pyongyang yang menurut mereka “tidak bisa diterima,” seperti dilansir kantor berita Korea Selatan, Yonhap.
SEOUL, SATUHARAPAN.COM - Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye dan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe sepakat untuk bekerja sama dengan erat setelah Korea Utara mengklaim pihaknya berhasil menguji coba hulu ledak nuklir yang bisa dipasang di sebuah rudal, hari Jumat (9/9).
Kedua pemimpin tersebut berbicara di telepon mengenai uji coba Pyongyang yang menurut mereka “tidak bisa diterima,” seperti dilansir kantor berita Korea Selatan, Yonhap.
Meskipun Seoul dan Tokyo terus-menerus mengutuk ambisi nuklir Korea Utara, hubungan mereka kadang kala tegang karena sengketa territorial dan warisan penjajahan brutal Jepang atas semenanjung Korea pada 1910 hingga 1945.
Dalam sebuah konferensi tingkat tinggi di Laos, kedua pemimpin sepakat memperkuat kerja sama dengan Amerika Serikat terkait masalah Korea Utara, menurut laporan Yonhap.
Peran Tiongkok
Sementara itu, Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Ashton Carter menyerukan tekanan lebih lanjut terhadap Korea Utara setelah negara itu melakukan uji coba nuklir terbaru, menambahkan Tiongkok “bertanggung jawab” untuk menangani masalah itu.
“Kita perlu... menggandakan tekanan terhadap Korea Utara,” katanya kepada wartawan saat berkunjung ke Oslo, hari Jumat (9/9).
Dia merujuk pada upaya untuk memperkuat pertahanan di kawasan tersebut, termasuk menempatkan sistem antirudal canggih.
“Salah satu hal yang ingin saya tekankan adalah peran Tiongkok,” kata Carter, merujuk kepada sekutu utama Korea Utara.
“Tiongkok juga bertanggung jawab atas perkembangan ini dan memiliki tanggung jawab besar untuk mengatasinya,” ujarnya.
“Sangat penting bahwa Tiongkok memanfaatkan lokasinya, sejarahnya dan pengaruhnya untuk terus melucuti senjata nuklir semenanjung Korea dan bukan ke arah hal-hal yang terjadi saat ini.”
Media pemerintah Korea Utara hari Jumat melansir uji coba tersebut, yang digelar setelah serangkaian peluncuran rudal balistik, mewujudkan tujuan negara itu untuk bisa memasang miniatur hulu ledak di sebuah roket.
Ledakan di situs nuklir Punggye-ri merupakan uji coba nuklir kelima sekaligus terkuat Korea Utara hingga saat ini -10 kiloton- menurut para ahli.
Dewan Keamanan PBB bertemu pada Jumat untuk membahas respons atas uji coba itu. Sebanyak 15 anggota dewan bertemu pukul 15.00 (waktu setempat) untuk melakukan pembicaraan darurat atas permintaan Amerika Serikat dan Jepang.
Korea Utara sudah diganjar lima set sanksi PBB sejak pihaknya pertama kali menguji perangkat nuklir pada 2006. (AFP)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Bethlehem Persiapkan Natal, Muram di Bawah Bayang-bayang Per...
BETHLEHEM, SATUHARAPAN.COM-Nativity Store di Manger Square telah menjual ukiran kayu zaitun buatan t...