Paskah: Kisah Kemerdekaan
SATUHARAPAN.COM – ”Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon” (Luk. 24:34). Demikianlah kabar yang disampaikan dua orang murid yang berjalan menuju Emaus. Dalam perjalanan mereka bertemu seorang asing, yang tak lain Yesus sendiri. Namun, mereka tidak mengenal-Nya.
Di Emaus mereka baru sadar, teman seperjalanan mereka adalah Yesus. Mereka mengenali Yesus bukan ketika Sang Guru mengajarkan perihal penderitaan Mesias, meskipun hati mereka terasa berkobar-kobar. Mereka mengenali Yesus ketika Dia sedang memecah-mecahkan roti.
Menarik disimak, Sang Guru dikenal bukan dari pengajaran-Nya, tetapi dari tindakan-Nya. Tindakan memang lebih dari sejuta kata. Dan itulah yang melekat erat dalam benak kedua orang murid itu, yang membuat mereka langsung mengenali Yesus. Sang Guru dikenal dari karya-Nya.
Kenyataan itulah yang membuat mereka pergi kembali ke Yerusalem malam itu juga. Mereka tidak menunggu esok. Mereka sadar banyak murid yang sedang dilanda kebingungan berkait ketiadaan mayat Yesus di kubur. Memang para perempuan menyatakan bahwa Yesus hidup. Tetapi, isu yang berkembang di tengah masyarakat ialah soal pencurian mayat.
Kabar itulah yang mereka bawa ke Yerusalem. Mereka ingin para murid merdeka dari kebingungan. Mereka tidak ingin menikmati Kabar Baik itu sendirian. Dan kabar itu tampaknya juga memerdekakan Simon Petrus.
Penyangkalan Petrus kelihatannya telah menjadi buah bibir di kalangan para murid. Mungkin, ada suara sumbang yang menyatakan bahwa Petrus tak layak lagi menjadi pemimpin. Petrus pun bisa jadi tak merasa nyaman berhadapan muka dengan para murid lainnya.
Penyebutan nama Simon memperlihatkan bahwa Sang Batu Karang itu masih layak berada di lingkungan para murid. Bagaimanapun, Yesus telah memperlihatkan diri kepadanya. Kabar itu memulihkan posisi Petrus di mata para murid.
Kedua orang murid yang berjalan ke Emaus itu tidak termasuk dalam kedua belas murid Yesus. Tetapi, mereka sanggup menghibur dan melegakan hati pemimpin gereja abad pertama.
Paskah merupakan kisah kemerdekaan. Apakah Saudara sungguh merdeka? Jika jawabannya: ya, maka Saudara pun dipanggil untuk memerdekakan orang lain. Sebab masih banyak orang yang belum merdeka!
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...