Pastor Ukraina Dituduh Mundukung Perang Rusia di Tengah Sengketa Biara Kiev
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Badan keamanan utama Ukraina memberi tahu seorang pastor gereja Ortodoks pada hari Sabtu (1/4) bahwa ia dicurigai membenarkan agresi Rusia di tengah perselisihan sengit atas sebuah biara Ortodoks yang terkenal.
Metropolitan Pavel, kepala biara dari biara Kiev-Pechersk Lavra, situs Ortodoks paling dihormati di Ukraina, sangat menentang perintah pihak berwenang untuk mengosongkan kompleks tersebut. Awal pekanini, dia mengutuk Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengancamnya dengan kutukan.
Menghadapi sidang pengadilan di ibu kota Ukraina, Metropolitan menolak keras klaim oleh Dinas Keamanan Ukraina, yang dikenal sebagai SBU, bahwa dia memaafkan invasi Rusia. Pavel menggambarkan tuduhan terhadapnya sebagai dorongan politik.
SBU, yang menggrebeg rumahnya, meminta pengadilan untuk menempatkannya sebagai tahanan rumah sambil menunggu penyelidikan.
Para biarawan di biara milik Gereja Ortodoks Ukraina dituduh memiliki hubungan dengan Rusia.
Perselisihan seputar properti, juga dikenal sebagai Biara Gua, adalah bagian dari konflik agama yang lebih luas yang terungkap bersamaan dengan perang.
Pemerintah Ukraina telah menindak Gereja Ortodoks Ukraina atas hubungan historisnya dengan Gereja Ortodoks Rusia, yang pemimpinnya, Patriark Kirill, mendukung Presiden Rusia, Vladimir Putin, dalam invasi ke Ukraina.
Gereja Ortodoks Ukraina (UOC) bersikeras setia kepada Ukraina dan mengecam invasi Rusia sejak awal. Gereja mendeklarasikan kemerdekaannya dari Moskow.
Tetapi badan keamanan Ukraina mengklaim bahwa beberapa orang di UOC telah mempertahankan hubungan dekat dengan Moskow. Mereka telah menggrebeg banyak situs suci gereja dan kemudian memposting foto rubel, paspor Rusia, dan selebaran dengan pesan dari patriark Moskow sebagai bukti bahwa beberapa pejabat gereja setia kepada Rusia.
Biara Kiev-Pechersk Lavra dimiliki oleh pemerintah Ukraina, dan badan yang mengawasinya memberi tahu para biarawan bahwa pemerintah menghentikan sewa dan mereka memiliki waktu hingga hari Rabu untuk meninggalkan situs tersebut.
Metropolitan Pavel mengatakan kepada para jemaah hari Rabu bahwa para biarawan tidak akan pergi sambil menunggu hasil gugatan yang diajukan UOC di pengadilan Kiev untuk menghentikan penggusuran.
Pemerintah mengklaim bahwa para biarawan melanggar sewa mereka dengan membuat perubahan pada situs bersejarah dan pelanggaran teknis lainnya. Para biarawan menolak klaim tersebut sebagai dalih.
Banyak komunitas Ortodoks di Ukraina telah memutuskan hubungan mereka dengan UOC dan beralih ke Gereja Ortodoks saingan Ukraina, yang lebih dari empat tahun lalu menerima pengakuan dari Patriark Ekumenis Konstantinopel.
Bartholomew I dianggap yang pertama di antara yang sederajat di antara para pemimpin gereja Ortodoks Timur. Patriark Kirill dan sebagian besar patriark Ortodoks lainnya telah menolak untuk menerima keputusannya yang mengizinkan gereja Ukraina kedua. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Israel Pada Prinsipnya Setuju Gencatan Senjata dengan Hizbul...
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM-Siaran media Kan melaporkan bahwa Israel pada prinsipnya telah menyetujui...