Patriark Gereja Maronit Minta PM Lebanon Hindari Kesepakatan “Pintu Belakang”
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Pemimpin Gereja terkemuka Lebanon mendesak Perdana Menteri yang ditunjuk, Saad Al-Hariri untuk menghindari kesepakatan pintu belakang, dan dengan cepat membentuk pemerintahan baru yang akan mulai mengangkat negara itu keluar dari krisis keuangan.
Politisi senior Sunni, Hariri, ditunjuk sebagai Perdana Menteri untuk keempat kalinya pada hari Kamis (22/10), setahun setelah protes besar-besaran terhadap elite penguasa mendorong dia mundur sebagai Perdana Menteri.
Hariri menjanjikan kabinet para ahli untuk memberlakukan reformasi yang ditetapkan dalam rencana Prancis untuk membuka bantuan luar negeri. Perpecahan politik, yang mengganggu masa jabatan terakhirnya, telah menunda kesepakatan tentang pemerintahan baru selama berminggu-minggu.
Dia menghadapi tantangan besar untuk menavigasi politik pembagian kekuasaan sektarian Lebanon untuk bisa menyetujui kabinet, yang kemudian harus menangani daftar panjang masalah, termasuk krisis perbankan dan kejatuhan mata uang.
Dalam khotbahnya hari Minggu (25/10), Patriark Gereja Maronit, Bechara Boutros Al-Rai, memberi selamat kepada Hariri dan mendesaknya untuk membangun kembali ibu kota Beirut yang hancur setelah ledakan besar di pelabuhan pada bulan Agustus yang menewaskan hampir 200 orang.
Rai telah mengkritik para pemimpin, karena menunda pembicaraan kabinet, menyalahkan mereka atas keruntuhan ekonomi yang telah membuat banyak orang Lebanon jatuh miskin. Rai mengepalai Gereja Maronit di Lebanon, sekte religius yang dari kelompok ini kepala negara harus diangkat.
"Atasi kondisi dan kontra kondisi kelompok politik, hindari rawa kepentingan... Waspadalah terhadap kesepakatan dan janji bilateral rahasia," katanya kepada Hariri pada hari Minggu. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Stray Kids Posisi Pertama Billboard dengan Enam Lagu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Grup idola asal Korea Selatan Stray Kids berhasil menjadi artis pertama d...