Paus Belum Restui Dubes Prancis untuk Vatikan karena Gay
VATIKAN, SATUHARAPAN.COM - Paus Fransiskus diberitakan menolak penunjukan Laurent Stefanini sebagai dubes Prancis untuk Vatikan karena dia gay. Kendati pernyataan resmi belum muncul, media Barat telah memunculkan spekulasi demikian mengingat ketidaklaziman sikap Vatikan atas penunjukan tersebut.
"Media Prancis secara luas melaporkan bahwa Stefanini telah ditolak karena homoseksualitasnya," demikian Irish Independent melaporkan.
Koran itu mengutip Le Journal du Dimanche, yang menulis penjelasan dari orang dalam Vatikan, yang mengatakan bahwa penolakan itu merupakan "keputusan yang diambil oleh Paus sendiri ".
Sementara itu Liberation, sebuah harian berhaluan kiri Prancis mengatakan "homofobia Vatikan secara serius telah menodai citra Paus Fransiskus sebagai tokoh yang (sedikit) lebih terbuka daripada pendahulunya terhadap seksualitas".
Pada tahun 2007, Prancis menominasikan seorang duta besar gay ke Vatikan yang memiliki pasangan dan diakui di bawah hukum Prancis tetapi Tahta Suci tidak pernah menanggapi pencalonan itu.
Kini hal itu tampaknya berulang lagi. Tiga bulan setelah penunjukan Laurent Stefanini, 54 tahun, sebagai duta besar Prancis untuk Vatikan, Paris hingga kini masih menunggu lampu hijau dari Roma. Tiga tahun Paus Fransiskus menjalankan jabatannya sebagai paus yang membuat dirinya dikenal memiliki pandangan liberal tentang kaum homoseksual dibanding pendahulunya. Namun, dengan adanya kasus ini beberapa aktivis mengamati membisunya Vatikan atas penunjukan ini merupakan ujian sejauh mana reformasi di dalam Gereja Katolik telah berlangsung.
Lazimnya, Vatikan sudah menyatakan konfirmasinya atas dubes baru ke negara itu satu bulan setelah penunjukannya oleh negara yang bersangkutan, tetapi dalam kasus dubes Prancis yang baru ini, sudah berlangsung tiga bulan dan belum ada jawaban ya atau tidak.
Januari lalu Prancis menunjuk Stefanini sebagai duta besar untuk Vatikan. Ia dikenal sebagai diplomat senior dan mantan kepala staf protokol Presiden Prancis, François Hollande.
Walau Roma belum menyetujui penunjukan tersebut, Paris tampaknya bertekad untuk tetap dengan mengajukan Stefanini, diplomat yang berpengalaman, menurut Kementerian Luar Negeri Prancis, dan seorang penganut Katolik yang taat.
Kemenlu Prancis menggambarkannya sebagai "salah satu diplomat yang terbaik," dan "Itu sebabnya kami mengangkatnya. Kami sedang menunggu balasan permintaan kami."
Sumber yang dekat dengan Presiden Francois Hollande mengatakan pengangkatan Stefanini adalah "keinginan presiden" dan kabinet. Prancis menyetujui pengangkatan Stefanina pada 5 Januari. "Penundaan tiga bulan seperti ini tidak normal," kata sebuah sumber kepada AFP.
"Jawaban dari Roma biasanya tidak lebih dari satu bulan atau satu bulan setengah," tambah sumber ini.
Namun, ia juga mengatakan, menurut kebiasaan jika ada penolakan, "Vatikan tidak menjawab, tidak menawarkan penjelasan dan terserah kepada negara yang bersangkutan untuk menafsirkan tiadanya jawaban."
Stefanini dilaporkan secara luas mendapat respek dari banyak orang di Gereja Katolik. Ia menjalankan tugas sebelumnya sebagai nomor dua di kedutaan Prancis di Vatikan dari tahun 2001 sampai 2005. Menurut sebagian kalangan gereja Katolik di Roma, ia sangat bijaksana tentang kehidupan pribadinya dan ia "sangat memikirkan kalangan Romawi", kata Antoine-Marie Izoard, spesialis Vatikan pada lembaga pers I-Media.
Editor : Eben Ezer Siadari
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...