Paus di Minggu Palma: Jangan Tolak Migran Daerah Konflik
VATICAN CITY, SATUHARAPAN.COM – Paus Fransiskus dalam ibadah Minggu Palma menjelang Paskah, pada Minggu (20/3) mengkritik orang-orang yang katanya sedang mencuci tangan mereka atas nasib pengungsi yang putus asa.
Fransiskus memberkati daun palem dan ranting zaitun di Lapangan Santo Petrus di hadapan puluhan ribu orang untuk memperingati ‘pawai kemenangan’ Yesus ke Yerusalem seminggu sebelum kerumunan berbalik melawannya dan mendesak Yesus disalibkan.
Dia berkhotbah lepas dari teks yang sudah disiapkan untuk mendesak negara-negara agar tidak berpaling dari pengungsi.
Setelah menyebutkan bagian dari Injil yang menceritakan bagaimana Yesus diperlakukan tidak adil dan ditinggalkan, Fransiskus menambahkan dalam sambutannya yang tanpa naskah:
“Saya berpikir begitu banyak orang, begitu banyak orang yang terpinggirkan, begitu banyak pencari suaka, begitu banyak pengungsi. Ada begitu banyak yang tidak mau bertanggung jawab atas nasib mereka.”
Lebih dari 1,1 juta migran lari dari perang dan negara-negara gagal mengalir ke Uni Eropa pada tahun 2015 dan imigran terus masuk. Lalu mereka disambut penolakan di koridor migrasi utama melalui Balkan ke negara Uni Eropa di utara yang kaya. Akibatnya, puluhan ribu pengungsi terjebak di Yunani .
Pekan lalu, Makedonia dengan truk mengirim 1.500 migran kembali ke Yunani. Gambar migran kelelahan dalam cuaca dingin terpampang di surat kabar Italia.
Di bawah kesepakatan Uni Eropa yang dicapai minggu lalu dengan Turki, seluruh migran dan pengungsi, termasuk Suriah, yang menyeberang ke Yunani secara ilegal melalui laut akan dikirim kembali ke Turki setelah mereka terdaftar dan klaim suaka mereka telah diproses.
Sebagai imbalannya, Uni Eropa akan mengambil dalam ribuan pengungsi Suriah langsung dari Turki dan memberi bantuan dengan lebih banyak uang. Uni Eropa juga menjanjikan pada Turki negosiasi lebih awal untuk perjalanan bebas visa dan kemajuan dalam keanggotaannya di Uni Eropa.
Minggu Palma menandai awal minggu tersibuk dalam kalender liturgi kekristenan.
Paus Fransiskus sendiri memiliki dua peristiwa pada hari Kamis Putih, termasuk ritual ia mencuci dan mencium kaki 12 orang memperingati sikap Kristus kerendahhatian terhadap rasul-Nya pada malam sebelum ia mati disalib.
Paus memimpin di dua ibadah pada hari Jumat Agung, termasuk prosesi pawai lilin Via Crucis (Jalan Salib) di sekitar Colosseum Roma.
Dia memimpin ibadah berjaga pada hari Sabtu dan Minggu Paskah. Pada Minggu Paskah ia memberikan berkat dan pesan “Urbi et Orbi” (kepada kota dan dunia) dari balkon tengah Basilika Santo Petrus. (Religion News)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...