Paus Fransiskus Berdoa di Masjid Biru Istanbul
ISTANBUL, SATUHARAPAN.COM – Paus Fransiskus mengambil bagian dalam ibadah Islam bersama Mufti Besar Istanbul, selama kunjungan tiga harinya ke Turki. Ia berdoa bagi hubungan yang lebih baik antara Vatikan dan Islam di Masjid Sultan Ahmed, Sabtu (29/11) pagi waktu setempat.
Paus berdiri dengan kepala tertunduk dan tangan tergenggam di depannya selama dua menit dari ibadah di masjid yang dibangun sejak abad ke-17 itu. Paus bertujuan untuk menunjukkan rasa hormat terhadap Islam dan mendorong hubungan yang lebih kuat antara kedua agama.
“Semoga Tuhan berkenan,” kata Mufti Besar Istanbul, Rahmi Yaran, kepada Paus Fransiskus pada akhir doa.
Sebelumnya, Yaran menjadi pemandu Paus Fransiskus dalam tur masjid yang terkenal dengan ubin biru nan megah dan kubah masjid yang berundak-undak (cascade)–lebih dikenal sebagai Masjid Biru itu.
Paus Fransiskus kemudian mengunjungi Haghia Sofia, yang notabene dulunya merupakan Gereja Bizantium utama di Konstantinopel. Setelah penaklukan Muslim pada 1453, gereja ini menjadi masjid. Kini, lokasi tersebut menjadi museum dan berada di wilayah Istanbul. Beberapa kelompok Islam ingin tempat ini dikonversi kembali menjadi masjid, sementara simpatisan lainnya ingin tetap mempertahankan kombinasi dari Turki dan peninggalan Tahta Suci.
Kemudian pada hari Sabtu kemarin, Paus Fransiskus bertemu dengan Kepala Gereja Ortodoks di Timur Tengah, Bartolomeus. Tidak ada alasan tertentu dalam pertemuan itu, hanya dalam rangka kunjungannya ke Turki saja.
Gereja Kristen terbagi menjadi dua cabang utama pada tahun 1054 karena perbedaan kekuatan kepausan. Hingga kini, Kristen diwakili oleh Bartolomeus dan Katolik oleh Paus Fransiskus. Kedua pemimpin spiritual ini berkomitmen akan berpartisipasi dalam liturgi ekumenis dan menandatangani deklarasi doa bersama dalam upaya berkelanjutan untuk menyatukan kembali gereja-gereja di seluruh dunia.
Pada Jumat, (28/11), pertemuan Paus Fransiskus dengan para pemimpin Turki berlangsung di ibu kota Turki, Ankara. Paus Fransiskus mendesak para pemimpin negara Muslim untuk mengutuk “aksi kekerasan” yang dilakukan atas nama Islam terhadap kelompok agama minoritas di Irak dan Suriah. Ia juga menegaskan bahwa kekuatan militer dibenarkan untuk menghentikan Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS).
Paus Fransiskus pun menyerukan dialog lebih luas diantara orang-orang Kristen, Muslim dan orang-orang dari semua agama untuk mengakhiri fundamentalisme. (aljazeera.com)
Editor : Eben Ezer Siadari
Wapres Lihat Bayi Bernama Gibran di Pengungsian Erupsi Lewot...
FLORES TIMUR, SATUHARAPAN.COM - Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka mengunjungi seorang b...