Paus Fransiskus Inginkan Kristen-Muslim di Afrika Damai
AFRIKA, SATUHARAPAN.COM – Paus Fransiskus melakukan perjalanan rekonsiliasi etnis dan agama, diawali dengan kunjungan pertamanya di Afrika, ia akan membahas populasi umat Katolik dan berusaha untuk menyembuhkan perpecahan Kristen-Muslim, hari Rabu (25/11).
Dalam perjalanannya, Paus Fransiskus menemui kepala Gereja Katolik dan melakukan perjalanan ke Kenya dan Uganda, dua negara korban serangan ISIS, dan Republik Afrika Tengah, negara yang terkoyak oleh perselisihan Muslim-Kristen.
Dalam pidato yang disampaikan tak lama setelah tiba di Kenya, Fransiskus mendesak para pemimpin dunia untuk mengejar pembangunan ekonomi yang bertanggung jawab dan melindungi alam untuk generasi mendatang.
Fransiskus juga diharapkan untuk membahas masalah iklim ketika ia mengunjungi markas besar PBB regional di Nairobi, hari Kamis (25/11).
Fransiskus juga berbicara di State House, kediaman resmi Presiden Uhuru Kenya, yang merupakan seorang Katolik. Sejumlah 30 persen dari 45 juta penduduk Kenya beragama Katolik. Paus yang melaju ke Nairobi dari bandara, disambut ribuan orang yang berbaris di jalan-jalan.
Gereja Katolik Afrika berkembang dengan cepat, dengan harapan menjadi setengah miliar jumlah umat Katolik di tahun 2050. Jumlah Muslim di benua itu juga diperkirakan akan meningkat dengan perkiraan jumlah yang sama.
Di State House, Fransiskus menyerukan pembangunan yang bertanggung jawab di Afrika dan juga di tempat lain. Salah satu tindakan pertamanya di Kenya adalah menanam pohon di halaman State House.
"Krisis lingkungan yang dihadapi dunia kita menuntut kepekaan semakin besar pada hubungan antara manusia dan alam. Kami memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan keindahan alam di kepada generasi mendatang,” katanya.
Jutaan orang Kristen dan Katolik yang mengikuti perayaan Misa selama kunjungan Fransiskus, menghadirkan tantangan bagi pasukan keamanan nasional untuk menjaga Fransiskus dan keamanan secara keseluruhan.
Kenya telah mengalami serangkaian serangan oleh kelompok Islam Somalia Al Shabaab dalam dua tahun terakhir yang telah menewaskan ratusan orang, termasuk serangan tahun 2013 di pusat perbelanjaan Nairobi yang menewaskan 67. Kenya juga telah diganggu oleh ketegangan etnis.
"Peristiwa baru-baru ini di seluruh dunia memang mengajarkan kita bahwa kita harus berbuat lebih banyak lagi untuk membawa persatuan dan pemahaman antar agama, etnis, ras, dan juga antar negara," kata Presiden Kenya di State House.
Ribuan polisi telah dikerahkan di Nairobi, petugas di Uganda Kampala juga telah berjaga-jaga untuk kunjungan Paus Fransiskus yang berikutnya.
Pemberhentian Fransiskus yang dianggap berpotensi paling berbahaya adalah kunjungan ketiganya yaitu di Republik Afrika Tengah. Pasalnya, puluhan orang telah tewas di sana sejak bulan September dalam kekerasan antara pemberontak Seleka yang sebagian besar Muslim dan Milisi anti-Balaka Kristen.
Fransiskus menepis kekhawatiran keamanan, dan justru mengatakan kepada wartawan di penerbangannya: "Satu-satunya hal yang saya khawatirkan adalah nyamuk. Apakah anda membawa semprotan nyamuk anda?,” selorohnya. (hindustantimes.com/feb)
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...