Paus Fransiskus: Orang Kristen Harus Minta Maaf kepada LGBT
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Paus Fransiskus mengatakan orang Kristen berutang permintaan maaf kepada kaum Lesbian, Gay, Bisexual dan Trasgender (LGBT) yang telah banyak diserang dan dieskploitasi gereja. Pernyataan ini oleh sejumlah kalangan dipuji sebagai sebuah terobosan atas isu homoseksualitas.
"Saya ulangi apa yang dikatakan oleh Katekismus Gereja Katolik: bahwa mereka tidak harus didiskriminasi, bahwa mereka harus dihormati dan didampingi secara pastoral," kata Paus Fransiskus pada konferensi pers di pesawat kepausan setelah kembali dari Armenia pada hari Minggu (26/6).
"Gereja harus meminta maaf karena tidak berperilaku baik berkali-kali - ketika saya mengatakan Gereja, maksud saya adalah orang Kristen, Gereja adalah kudus, kita adalah orang berdosa!," kata dia, sebagaimana dilansir oleh CNN.
Seperti yang sering dilakukannya saat-saat berpidato tanpa naskah, Paus berbicara ekspansif, mengatakan gereja harus mencari pengampunan atas sejumlah penghinaan sejarah yang dilakukan atas nama gereja.
"Saya percaya bahwa gereja tidak hanya harus meminta maaf kepada kaum LGBT," tambahnya, "tetapi harus minta maaf kepada orang miskin, perempuan yang dieksploitasi, untuk anak-anak yang dieksploitasi sebagai tenaga kerja, harus meminta maaf setelah memberkati banyak senjata. "
Pendeta James Martin, seorang imam Yesuit dan editor majalah Amerika, menyebut permintaan maaf Paus untuk kaum gay dan lesbian itu sebagai "sebuah momen terobosan."
"Sementara Paus Yohanes Paulus II meminta maaf kepada beberapa kelompok pada tahun 2000 - orang-orang Yahudi, masyarakat adat, imigran dan perempuan, di antaranya - tidak ada Paus yang pernah datang mendekati dengan meminta maaf masyarakat LGBT. Dan Paus benar tentu saja. Pertama, karena pengampunan adalah bagian penting dari kehidupan Kristen. Dan kedua, karena tidak ada kelompok yang merasa lebih terpinggirkan di gereja hari ini daripada kaum LGBT. "
Komentar Paus muncul menanggapi pernyataan Kardinal Jerman yang mengatakan Gereja Katolik harus minta maaf karena "sangat negatif" tentang gay. Paus juga ditanyai, oleh jurnalis yang sama, apakah orang Kristen harus dipersalahkan atas kebencian terhadap komunitas LGBT, seperti pembantaian yang mengerikan di sebuah klub malam gay di Orlando yang menewaskan 49 orang pada 12 Juni.
Editor : Eben E. Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...