Hillary Clinton Ungguli Trump Dalam Jajak Pendapat Terbaru
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Dua jajak pendapat terbaru yang dirilis pada hari Minggu (26/6) menunjukkan calon presiden dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, memperlebar keunggulan dari calon Partai Republik, Donald Trump menjadi dua digit.
Sebuah jajak pendapat Washington Post/ABC News menempatkan Clinton 12 persen di depan Trump dengan perbandingan 51 persen untuk Clinton dan 39 persen untuk Trump. Survei yang dilakukan oleh lembaga yang sama bulan lalu menunjukkan perbedaan keduanya tipis.
Menurut mereka yang disurvei, ada "kegelisahan yang luas" atas Trump.
Dua dari tiga orang Amerika yang disurvei mengatakan mereka berpikir Trump tidak memenuhi syarat untuk memimpin bangsa, cemas tentang gagasan dia sebagai presiden dan tidak menyetujui komentarnya tentang perempuan, Muslim dan serangan berulang pada seorang hakim federal karena latar belakang kebangsaannya.
Trump menyerang karakter Hakim Gonzalo Curiel, hakim yang menangani perkara Trump University yang berdarah Meksiko.
Curiel, yang orang tuanya adalah imigran Meksiko, dibesarkan di Indiana.
Dampak dari komentarnya tentang Curiel telah menyebabkan beberapa kalangan Partai Republik seperti George Will keluar dari partai.
Will, seorang kolumnis konservatif dan komentator Republik terkemuka selama lebih dari 40 tahun, mengatakan dia kecewa dan frustrasi dengan Partai Republik.
"Setelah Trump menyerang hakim Meksiko dan kemudian (Ketua DPR) Paul Ryan mendukung dia, saya memutuskan bahwa, pada kenyataannya, ini bukan partai saya lagi," kata Will dalam acara televisi Fox News Sunday.
Jajak pendapat kedua yang mengukuhkan keunggulan Hillary Clinton adalah jajak pendapat yang dilakukan Wall Street Journal / NBC. Survei ini memberikan keunggulan yang lebih tipis pada Hillary Clinton, yaitu 5 persen. Namun, jika kandidat pihak ketiga dipertimbangkan, keunggulan Clinton jadi nyaris lenyap.
Survei terhadap 1.000 pemilih yang terdaftar menunjukkan Clinton memimpin 46 persen dibanding 41 persen suara yang diperoleh Trump. Tetapi ketika kandidat Libertarian, Gary Johnson dan kandidat Partai Hijau, Jill Stein dimasukkan, keunggulan Clinton menyusut menjadi satu persen.
Meskipun Clinton memimpin, patut dicatat bahwa dukungan terhadap Trump hanya menurun 2 persen sejak Mei.
"Donald Trump telah menghadapi bulan terburuk yang bisa dibayangkan, tetapi citra negatif Clinton sangat tinggi sehingga dampak bersih terhadap perolehan suara hampir tak terlihat," kata Bill McInturff, seorang penyelenggara jajak pendapat Partai Republik yang melakukan survei dengan penyelenggara jajak pendapat Partai Demokrat, Fred Yang.
Editor : Eben E. Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...