Presiden Terpilih Filipina Siap Diskusi dengan Abu Sayyaf
MANILA, SATUHARAPAN.COM - Presiden terpilih Filipina Rodrigo Duterte mengatakan dia terbuka untuk pembicaraan damai dengan kelompok militan Islam Abu Sayyaf, yang baru-baru ini memenggal dua sandera asing dan menculik lebih dari tujuh lainnya.
"Abu Sayyaf bukanlah musuh saya. Saya tahu itu berkaitan dengan kasus Mindanao,” kata Duterte kepada para pendukungnya saat berpidato di pusat Kota Cebu pada Sabtu (25/6) malam, merujuk kepada wilayah selatan negara itu yang dilanda pemberontakan.
“Itulah sebabnya saya ingin bertanya kepada mereka: Apakah mereka bersedia untuk berdialog atau kita terus memeranginya saja ” kata Duterte, yang saat kampanye berjanji untuk menindak keras kejahatan dan yang akan dilantik pada 30 Juni.
Presiden terpilih Filipina tersebut berasal dari Mindanao, tempat pemberontakan muslim selama puluhan tahun yang sudah merenggut lebih dari 100.000 korban jiwa.
Meskipun pemerintah sebelumnya membuka pembicaraan dengan beberapa kelompok separatis muslim utama di selatan, mereka menempatkan tentara untuk memburu Abu Sayyaf.
Abu Sayyaf adalah jaringan yang terdiri dari beberapa ratus militan Islam yang dibentuk pada 1990-an dengan dana dari jaringan Al Qaeda pimpinan Osama bin Laden yang sudah mengumpulkan miliaran dolar rupiah dari aktivitas penculikan dengan meminta uang tebusan.
Duterte mengatakan pada Jumat bahwa dua dan para ajudannya bertanggung jawab atas keberhasilan negosiasi pembebasan salah seorang sandera kelompok itu, seorang warga Filipina yang diculik bersama dengan beberapa warga asing pada September. (AFP)
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...