Paus Fransiskus: Peran Perempuan di Gereja Katolik Bukan Budak
VATIKAN, SATUHARAPAN.COM – Peran perempuan dalam Gereja Katolik Roma harus bersifat “pelayanan” dan bukan “perbudakan”, Paus mengatakan pada konferensi Vatikan pada Sabtu (12/10).
Paus Fransiskus mengatakan ia “menderita” ketika ia melihat “dalam Gereja, atau di organisasi Gereja tertentu... peran pelayanan yang dilakukan perempuan cenderung menjadi salah satu perbudakan,” seperti dikutip kantor I-Media.
Dia juga memperingatkan bahaya yang dihadapi perempuan Katolik, dimulai dengan “pengurangan peran pengasuhan oleh ibu menjadi sekadar peran sosial".
Di sisi lain, ia mengatakan bahwa “emansipasi” yang memungkinkan perempuan memasuki pekerjaan yang dahulu didominasi laki-laki dapat merampok “kefemininan yang menjadi ciri khas mereka”.
Paus dari Argentina berusia 76 tahun yang dipilih di Maret lalu, juga mengatakan ia gemar berpikir Gereja sebagai feminin.
“Gereja adalah seorang perempuan, seorang ibu, itulah yang indah,” katanya kepada sekitar 150 orang menghadiri konferensi menandai ulang tahun ke-25 dari publikasi teks kepausan pada panggilan terhadap perempuan itu.
Fransiskus mengatakan teks, ensiklik Paus Yohanes Paulus II berjudul “Mulieris dignitatem”, adalah “dokumen bersejarah pertama dari kepausan yang sepenuhnya ditujukan untuk subyek perempuan.”
Apa pun perubahan budaya dan sosial telah terjadi atau dapat terjadi, “kenyataannya tetap, yaitu perempuan yang mengandung, merawat, dan membawa ke dunia anak-anak manusia,” kata Paus. (news.com.au)
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...