Paus ke Tanah Suci Dukung Kemerdekaan Palestina
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM – Kedatangan Paus Fransiskus melalui Yordania dan aksi doanya di tembok pemisah Betlehem menjadi simbol ia mendukung Palestina yang merdeka dan berdaulat.
Paus kelahiran Argentina ini hari ini, Senin (26/5) mengunjungi Masjid Al-Aqsa. Ini kali kedua Paus mengunjungi salah satu tempat tersuci umat Islam itu—Paus Benediktus XIV melakukannya pada Mei 2009. Ia berencana akan bertemu Mufti Agung Yerusalem di Masjid Al-Aqsa itu.
Kedatangan para Paus sebelumnya—sejak Israel menduduki Yerusalem Timur pada 1967—selalu dilakukan lewat Israel. Dalam kunjungan resminya, Fransiskus menggunakan frasa "negara Palestina" dan itu dipuji para pejabat Palestina.
“Datang ke Betlehem dan datangnya dari Yordania. Ini menunjukkan solidaritas indah pada rakyat Palestina. Kami memerlukan itu,” kata Samar Sakkakin, warga Amerika keturunan Palestina, dari Michigan.
Pada Minggu, Paus Fransiskus tiba di Betlehem, Tepi Barat, pada Minggu. Ia tiba dengan helikopter Yordania yang mendarat di landasan di kota yang dikenal sebagai tempat kelahiran Yesus Kristus, dan lokasi Paus akan mengadakan misa publik pada pagi hari.
Kedatangannya di Tepi Barat, setelah memulai lawatan di Yordania pada Sabtu, menandai dimulainya bagian paling sensitif dari kunjungannya di Timur Tengah selama tiga hari yang bertujuan membentuk perdamaian regional dan meredakan keretakan lama dalam dunia Kristen.
Walaupun Paus Fransiskus sendiri mengatakan kunjungan akan bersifat “murni kunjungan religius,” Israel dan Palestina akan berupaya memanfaatkan lawatannya untuk membahas beberapa agenda politik.
Serukan Perdamaian di Suriah
Paus Fransiskus menyerukan pembicaraan damai baru tentang Suriah pada Sabtu, mendesak semua pihak untuk mengganti senjata dengan negosiasi, dan meminta komunitas internasional untuk membantu para pengungsi yang menghindari pertumpahan darah.
“Semoga semua pihak meninggalkan upaya untuk menyelesaikan masalah dengan penggunaan senjata dan kembali ke negosiasi,” ujarnya saat dirinya menemui para pengungsi Suriah di Yordania pada hari pertama kunjungan singkat ke Timur Tengah.
Paus mengatakan perang saudara yang telah berlangsung tiga tahun hanya akan berakhir “lewat dialog dan sikap menahan diri ... lewat pencarian solusi politik.”
Pemimpin umat Katolik itu, yang terkenal atas dedikasi tanpa hentinya kepada kaum tertindas di dunia itu, menyerukan kepada komunitas internasional untuk membantu Yordania dengan memberikan tempat perlindungan kepada pengungsi, sekitar 600.000 orang di antaranya mengungsi di Yordania.
“Saya mendesak komunitas internasional untuk tidak meninggalkan Yordania sendirian dalam tugas mengatasi darurat kemanusiaan yang disebabkan kedatangan jumlah pengungsi yang sangat besar,” katanya. (AFP)
Kekerasan Sektarian di Suriah Tidak Sehebat Yang Dikhawatirk...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penggulingan Bashar al Assad telah memunculkan harapan sementara bahwa war...