Paus Membentuk Komisi Kepausan Reformasi Bank Vatikan
VATIKAN, SATU HARAPAN.COM - Paus Fransiskus telah membentuk komisi yang terdiri dari lima orang untuk meninjau kegiatan dan misi bank Vatikan.
Paus Fransiskus menunjuk Kardinal Raffaele Farina sebagai komisi Italia. Dia adalah pesiunan kepala Perpustakaan Vatikan dan Arsip rahasia Vatikan dan Juan Ignacio Arrieta sebagai anggota komisi lainnya.
Selain itu anggota komisi adalah Kardinal Jean-Louis Tauran sebagai Presiden Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama dan anggota komisi Kardinal yang mengawasi operasional bank. Glendon yang menjabat sebagai Presiden Akademi Kepausan Ilmu Sosial disamping mengajar di Havard, dan Mgr. Wells seorang imam dari keuskupan Agung Tulsa, Okla yang akan melayani sebagai sekretaris komisi.
Komisi kepausan baru yang mencakup dua orang Amerika Serikat (AS), komisi tersebut mencerminkan keinginan Paus untuk memastikan kegiatan bank selaras dengan misi gereja universal dan Takhta Apostolik, seperti dalam pengumuman resmi yang diterbitkan Vatikan Rabu (26/6). Pengumuman resmi tersebut dikeluarkan oleh Sekretariat Negara Vatikan.
Tujuan pembentukan komisi tersebut adalah “untuk mengumpulkan informasi tentang penyelenggaraan negara” untuk karya agama, nama resmi dari Bank Vatikan, dan kemudian hasilnya dipresentasikan ke Paus Fransiskus.
Komisi tersebut merupakan bagian dari upaya paus untuk mereformasi kantor pusat gereja.
Pastor Federico Lombardi, juru bicara Vatikan mengatakan kepada wartawan bahwa anggota Dewan Kardinal telah meminta Paus untuk bekerja bagi pemerintah pusat gereja dan melakukan komitmen besarnya untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam membuat keputusan dan melaksanakannya dengan tanggung jawab.
“Sementara bank akan terus berfungsi sesuai dengan undang-undang saat ini,” kata Pastor Lombardi. Komisi kepausan tersebut membantu Paus memutuskan reformasi apa yang diperlukan dan apakah reformasi tersebut dilakukan dengan cara operasi bank atau reformasi jenis lainnya.
Komisi tersebut terdapat Mary Ann Glendon, seorang profesor hukum Harvard dan Mgr. Peter B. Wells, seorang pejabat tinggi di Sekretariat Negara Vatikan. “Mereka adalah orang yang memiliki akses yang cukup luas dan mengetahui semua dokumen, data dan informasi, ujar “Lombardi.
Paus berwenang terhadap penciptaan dokumen tersebut Minggu (24/6). Dokumen tersebut disebut “Khirograf” yang artinya tulisan singkat tentang topik yang sangat terbatas.
Dalam dokumen baru tersebut Paus Fransiskus mengatakan, masalah kerahasian dan pembatas lainnya tidak akan menghambat atau membatasi akses komisi. Namun komisi tersebut harus melakukan tugasnya dengan cara tidak menggangu norma-norma yang melindungi otonomi dan independensi otoritas yang mengawasi dan mengatur lembaga itu.
Paus mengatakan dia bertindak secara kontinuitas dengan reformasi bank yang telah diperintahkan sebelumnya oleh Beato Yohanes Paulus pada tahun 1990 dan seruan Benediktus XVI untuk menerapkan prisnsip-prinsip injil untuk kegiatan ekonomi dan keuangan.
Pada bulan Februari, Paus Benediktus menunjuk industrialis Jerman Ernest von Freyberg sebagai presiden bank. Presiden bank mengatakan kepada wartawan pada Mei lalu, ia terkejut menemukan sedikit masalah dalam operasional bank dan ia meyakini bhawa masalah terbesar bank adalah reputasinya.
Dokumen kepausan mengatakan komisi tersebut bergantung pada kolaborasi bukan hanya departemen dan personil bank tetapi juga kepada semua jemaat Vatikan, dewan dan kantor, serta anggota dan staff mereka.
Paus Fransiskus mengatakan anggota komisi juga dapat memanggil ahli atau konsultan untuk bantuan.
Editor : Yan Chrisna
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...