Paus Menerima Delegasi Gereja Injili Jerman
ROMA, SATUHARAPAN.COM – Hari Senin (6/2), Paus Fransiskus menerima beberapa tamu dari gereja-gereja di Jerman, antara lain kepala uskup negara bagian Bavaria, Jerman, Uskup Bedford-Strohm, dan Presiden dari “German Episcopal Conference” atau Konferensi Waligereja Jerman, Kardinal Reinhardt Marx.
“Kunjungan ini merupakan bentuk kerja sama jangka panjang dan ekspresi hubungan yang telah matang selama bertahun-tahun,” kata Paus Fransiskus.
Paus Fransiskus mengemukakan pertemuan tersebut penting dalam rangka perayaan ulang tahun ke-500 reformasi gereja. Perayaan tersebut merupakan perayaan bersama gereja Kristen dan Katolik, yang bersama-sama memperingati sejarah dari peristiwa di masa lalu yang menempatkan Yesus Kristus sebagai panduan utama.
Paus Fransikus menekankan gereja-gereja tersebut sudah lama sering melakukan kerja sama dan persekutuan persaudaraan.
“Kerja sama tersebut juga menegaskan pentingnya persatuan dan reformasi, karena kita memiliki baptisan yang sama, dan kita harus menjalani kehidupan bersama-sama, tanpa menyalahkan satu sama lain,” kata Paus Fransiskus.
Reformasi Gereja
Paus Fransiskus melandasi pemikirannya dari tokoh reformasi gereja, Martin Luther yang pernah menegaskan bahwa pertanyaan tentang Tuhan, dan bagaimana mensyukuri perbedaan sebagai karunia Tuhan merupakan salah satu kekuatan yang mendorong gereja untuk bersatu.
Paus Fransiskus mengutip beberapa kalimat yang pernah dituturkan paus sebelumnya yakni, Paus Benediktus XVI yang pernah menggelar pertemuan wakil-wakil dari Gereja Injili di Jerman pada tahun 2011.
“Saat ini yang membuat cemas para reformator yakni di dalam hati kita masing-masing, terutama bila membicarakan jalan yang tepat menuju Kristus. Karena saat ini yang menjadi perhatian kita semua adalah Tuhan Yesus Kristus yang menghantarkan kita kepada jalan kehidupan kesejahteraan bersama,” kata Paus Fransiskus menirukan kembali Paus Benediktus.
Paus Fransiskus mengatakan tahun ini merupakan tahun peringatan yang baik untuk mengambil langkah yang jauh lebih positif, karena umat Kristen ditantang melihat masa lalu tanpa menaruh dendam, tetapi sesuai dengan semangat Kristus dan dalam persekutuan Kristiani. “Untuk menyatukan laki-laki dan perempuan dalam rahmat Tuhan Yesus Kristus yang tidak terbatas,” kata Paus Fransiskus.
Paus Fransiskus mencermati saat ini gereja dan umat Kristiani terlalu lama berseberangan pendapat, dan pandangan kadang-kadang bahkan tanpa ragu menggunakan kekerasan saat berhadapan satu sama lain.
“Saat ini sebaiknya kita bersyukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena pada akhirnya Yesus Kristus mengesampingkan beban setiap pihak yang bertikai. Mari berlomba dengan tekun untuk mencari Yesus (seperti terdapat dalam Ibrani 12: 1-2),” kata Paus Fransiskus.
Niat dan Pandangan yang Sama
Paus Fransiskus menghargai kedatangan sejumlah tamu dari gereja Jerman tersebut, karena sama-sama memiliki niat dan pandangan yang sama dan memiliki kerendahan hati untuk tidak melihat masa lalu sebagai bagian yang menyakitkan, dan menghendaki penebusan dosa dan rekonsiliasi.
“Saat ini orang yang bersaksi atas karya Kristus sama artinya melaksanakan fungsi ekumenis, yakni menyembuhkan luka lama, karena itu bagi pemimpin Katolik dan Protestan di Jerman, diharapkan akan dapat segera merespon, dalam doa untuk panggilan yang kuat untuk melihat proses reformasi sebagai proses menyegarkan ingatan kita lagi terhadap Tuhan.”
Wujud Nyata Kegiatan Ekumenis Bersama
Paus Fransiskus mengatakan dalam rangka memperingati Reformasi, sejumlah gereja memiliki kegiatan yang akan dilaksanakan bersama-sama seperti ziarah bersama ke Tanah Suci, kongres Alkitab bersama untuk menyajikan Alkitab terjemahan baru, selain itu juga akan menyelenggarakan hari ekumenis yang didedikasikan untuk tanggung jawab sosial Kristen.
Semua ini, kata dia, merupakan wujud nyata dari perayaan kehadiran Kristus yang layak untuk dirayakan bersama-sama. “Reformasi merupakan sebuah perayaan yang terkait dengan persekutuan spiritual yang sudah terjadi dalam dalam beberapa dekade, dan adanya kemajuan ekumenis bahwa saat ini kita mampu menjalankan reformasi secara bersama-sama,” kata Paus Fransiskus.
Dia mengatakan pada saat yang sama, dalam sudut pandang baptisan tunggal membuat Kristen dan Katolik memiliki kesatuan bersama dalam Roh Kudus, dan bagaimana menghargai karunia rohani dan teologis.
“Di Lund (Swedia) pada 31 Oktober tahun lalu, saat peringatan ke-499 menjelang reformasi, saya berterima kasih kepada Tuhan untuk ini dan saya meminta maaf untuk masa lalu, dan mendoakan masa depan, saya ingin mengkonfirmasi panggilan kita, dari yang tidak ada menjadi saksi bersama-sama untuk Injil dan mengikuti jalan menuju persatuan,” kata dia.
“Bagaimana kita mengintensifkan dialog teologis dan kerja sama dalam memperkuat pelayanan bagi mereka yang paling menderita, dan bagi mereka yang berada di bawah ancaman, agar Yesus senantiasa menantang kita,” kata dia. (vatican.va)
Editor : Eben E. Siadari
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...