Paus: Umat Muslim dan Kristen Perlu Meningkatkan Saling Menghormati
VATIKAN, SATUHARAPAN.COM – Paus Fransiskus menyampaikan pesan dan ucapan selamat kepada umat Muslim yang merayakan Idul Fitri. Paus mengangkat tema “Yang Menjadi Kepedulian Bersama Muslim dan Kristen: Meningkatkan Saling Menghormati Melalui Pendidikan.”
Dalam pesan yang disampaikan pada Sabtu (10/8) itu Paus Fransiskus mengajak kaum Muslim dan Kristen untuk menghormati setiap orang. Pertama-tama hidupnya, integritas fisiknya, martabatnya dan hak-hak yang berasal dari martabat itu, reputasinya, hartanya, identitas etnis dan budayanya, ide-idenya, dan pilihan politiknya.
Dia mengajak menghindari kritik atau pencemaran nama baik yang tidak adil. Keluarga, sekolah, ajaran agama dan semua bentuk media memiliki peran untuk mencapai tujuan tersebut. Kristen dan Muslim, kata Paus, dipanggil untuk menghormati agama lain, ajaran-ajarannya, simbol-simbolnya, nilai-nilainya.
Dia juga mengatakan betapa pentingnya dialog dan kerjasama antarumat beragama, khususnya Kristen dan Muslim. Berikut ini adalah pesan Paus Fransiskus selengkapnya:
Kepada umat Muslim di seluruh dunia
Melalui pesan ini saya turut merasa berbahagia menyambut Anda ketika Anda merayakan Idul Fitri, setelah menjalankan puasa, doa dan sedekah.
Ini adalah sebuah tradisi yang hingga kini masih dijalankan maka pada kesempatan ini Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama mengirim pesan, dengan tema yang diangkat untuk direfleksikan bersama. Tahun ini, pertama Kepausan saya, saya telah memutuskan untuk menandatangani pesan ini dan mengirimkannya kepada Anda, teman-teman Muslim, sebagai ungkapan penghargaan dan persahabatan untuk seluruh umat Muslim, terutama para pemuka agama mereka.
Seperti Anda semua tahu, ketika para Kardinal memilih saya sebagai Uskup Roma dan Gembala Gereja Katolik Universal, saya memilih nama “Fransiskus”, seorang kudus yang sangat terkenal mencintai Allah dan kepada setiap manusia dengan sangat mendalam, yang disebut “persaudaraan universal”. Dia mencintai, membantu dan melayani orang miskin, orang sakit dan miskin, ia juga sangat peduli dengan ciptaan.
Saya sadar bahwa dimensi keluarga dan dimensi sosial diapresiasi khusus bagi umat Islam selama masa ini, dan perlu dicatat bahwa ada kesejajaran tertentu dalam setiap bidang ini dengan iman dan praktek Kristen.
Tahun ini, tema yang saya ingin merefleksikan bersama Anda dan bersama semua yang akan membacakan pesan ini adalah salah satu yang menjadi perhatian bersama di antara Muslim dan Kristen: Meningkatkan Saling Menghormati melalui Pendidikan.
Tahun ini tema itu diangkat untuk menggarisbawahi pentingnya pendidikan dalam cara kita memahami satu sama lain, yang dibangun di atas dasar saling menghormati. “Menghormati” berarti memberikan sikap kasih saying, tenggang rasa, dan penghargaan terhadap orang lain. “Saling” berarti bahwa ini bukan proses satu arah, tetapi sesuatu yang dijalankan bersama oleh kedua pihak.
Kita dipanggil untuk menghormati satu sama lain, pertama-tama seluruh kehidupannya, integritas fisiknya, martabatnya dan hak-hak yang berasal dari martabatnya, reputasinya, hartanya, identitas etnis dan budayanya, ide-idenya dan pilihan politiknya. Oleh karena itu kita dipanggil untuk berpikir, berbicara dan menulis dengan hormat tentang orang lain, tidak hanya di hadapannya, tapi selalu dan di mana-mana, menghindari kritik atau pencemaran nama baik yang tidak adil. Keluarga, sekolah, ajaran agama dan semua bentuk media memiliki peran untuk mencapai tujuan ini.
Terkait saling menghormati dalam hubungan antaragama, terutama di antara Kristen dan Muslim, kita dipanggil untuk menghormati agama lain, ajaran-ajarannya, simbol-simbolnya, nilai-nilainya. Terutama adalah para pemimpin agama dan tempat ibadah. Betapa menyakitkan serangan terhadap mereka!
Itu jelas ketika kita menghormati agama sesama kita atau ketika kita memberikan mereka harapan baik kita pada kesempatan perayaan agama, kita hanya berusaha untuk berbagi kebahagiaan dengan mereka, tanpa memandang isi keyakinan agama mereka.
Mengenai pendidikan orang muda Muslim dan Kristen, kita harus membawa orang-orang muda kita untuk berpikir dan berbicara dengan menghormati agama-agama lain dan para pengikut mereka, dan menghindari ejekan atau merendahkan keyakinan dan praktek keyakinan mereka.
Kita semua tahu bahwa saling menghormati adalah sesuatu yang fundamental dalam hubungan manusia, terutama di kalangan para penganut agama. Dengan cara ini, persahabatan yang tulus dan abadi dapat bertumbuh.
Ketika saya menerima Korps Diplomatik untuk Takhta Suci pada 22 Maret 2013, saya mengatakan: “Tidak mungkin menjalin hubungan dengan Allah, sementara mengabaikan orang lain. Oleh karena itu dialog adalah penting dan diintensifkan di kalangan berbagai agama, khususnya dialog dengan Islam. Pada Misa menandai awal pelayanan saya, saya sangat menghormati kehadiran begitu banyak pemimpin pemerintah dan agama dari dunia Islam. “Dengan ini, saya ingin menekankan sekali lagi betapa pentingnya dialog dan kerjasama antarumat beriman, khususnya Kristen dan Muslim, dan kebutuhan untuk itu harus ditingkatkan.
Melalui pesan ini, saya mengulangi kembali harapan saya bahwa semua orang Kristen dan Muslim menjadi promotor sejati dengan saling menghormati dan membangun persahabatan, khususnya melalui pendidikan.
Akhirnya, saya mengirimkan Anda dengan doa-doa saya, memuliakan Tuhan dan memberikan sukacita hidup Anda kepada orang-orang di sekitar Anda.
Selamat Hari Raya Idul Fitri kepada Anda semua umat Muslim! (radiovatican.va)
Editor : Sabar Subekti
Program ULD Serap 770 Penyandang Disabilitas
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kementerian Ketenagakerjaan mengungkapkan, hingga Oktober 2024 program Un...