Pawai Kemerdekaan Polandia Dikaitkan Invasi Rusia di Ukraina
WARSAWA, SATUHARAPAN.COM-“Pawai Kemerdekaan” tahunan Polandia di Warsawa oleh kelompok nasionalis sayap kanan telah lama digunakan untuk mendukung kebanggaan Polandia, tetapi kali dikaitkan dengan invasi Rusia di Ukraina.
“Hitler sudah mati tetapi Putin masih hidup dan dia mengulang sejarah dengan Ukraina,” kata Stanislaw Fidurski, seorang pensiunan kolonel berusia 95 tahun pada pawai hari Jumat (11/11), yang dipimpin oleh empat prajurit berkuda yang mengenakan kostum sejarah.
Dia mengatakan Polandia dapat membentuk negara yang lebih besar dengan Ukraina, sebuah ide yang didukung oleh dua orang berusia tujuh tahun Marek dan Piotr yang mengatakan itu akan membantu Warsawa untuk "melawan Rusia."
Mengenakan seragam militer dengan medalinya, Fidurski termasuk di antara sekitar 10.000 orang yang menghadiri pawai, jumlah yang lebih kecil dari biasanya.
Mereka menyanyikan lagu kebangsaan yang diselingi dengan ledakan petasan dan nyala obor.
Acara memperingati Hari Kemerdekaan Polandia dapat menjadi penangkal kontroversi, mengadu kelompok konservatif dengan orang Polandia yang lebih liberal.
Melambai-lambaikan bendera Polandia putih-merah dan membawa spanduk partai kecil sayap kanan dan kelompok Katolik, banyak di antara massa juga mengangkat poster yang mencela kebijakan yang ramah LGBTQ.
“Pawai ini mengusung gagasan kelahiran kembali Polandia menghadapi materialisme, konsumerisme, internasionalisasi,” kata Jacek Krzystek, salah satu penyelenggara Pawai Kemerdekaan. “Kami ingin membebaskan diri dari hal-hal tertentu yang sayangnya menghancurkan Eropa Barat,” katanya, tanpa menyebutkan secara spesifik.
Beberapa aktivis dari partai ultra-nasionalis kecil, Konfederasi Mahkota Polandia, melambai-lambaikan tanda yang memproklamirkan Warsawa untuk "Hentikan Ukrainaisasi Polandia."
"Ini bukan perang kita," teriak spanduk lain dari pawai.
Sejak invasi Rusia pada Februari, badan pengungsi PBB mengatakan lebih dari 7,8 warga Ukraina telah melarikan diri. Tetangganya, termasuk Republik Ceko, Polandia, Rumania, dan Slovakia telah membuka perbatasan, rumah, dan dompet mereka untuk membantu mereka yang melarikan diri dari perang.
“Kebebasan selalu penting, apa pun konteksnya. Anda harus menjaganya karena Anda bisa kehilangan itu dengan cepat,” kata Marek Krason, yang datang untuk pawai dari wilayah tenggara Rzeszow, bersama putranya yang berusia sembilan tahun.
Tapi ada batasannya, katanya. “Kita harus membantu orang Ukraina yang membutuhkannya, tetapi tanpa menjadi gila,” kata Krason. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...