PBB Desak Arab Saudi Tunda Semua Rencana Pelaksanaan Hukuman Mati
PBB, SATUHARAPAN.COM – Komisioner PBB untuk hak asasi manusia mengecam keras eksekusi 37 orang di Arab Saudi pada hari Selasa dan mendesak kerajaan tersebut untuk menunda semua rencana pelaksanaan hukuman mati.
Komisioner PBB, Michelle Bachelet, mengatakan informasi yang diterima PBB menyebutkan pengakuan didapatkan melalui penyiksaan dan ia kembali menyatakan keprihatinan tentang proses hukum di Saudi.
Sebagian besar yang dieksekusi berasal dari komunitas minoritas Syiah dan setidaknya tiga di antaranya masih di bawah umur saat ditangkap.
Bachelet mengatakan menerapkan hukuman mati bagi anak-anak sangat disayangkan dan mendesak Saudi untuk melarang praktik hukuman mati.
Pelaksanaan eksekusi pada hari Selasa (23/4) diberitakan oleh media pemerintah.
Seorang di antaranya, yang dinyatakah bersalah melakukan tindak pidana terorisme, dihukum mati dan disalib.
Laporan media juga menyatakan bahwa orang-orang itu dituduh “mengadopsi ideologi ekstrem dari teroris, membentuk sel-sel teroris” dan menggangu “keamanan dan ketertiban masyarakat”.
Biasanya hukuman mati dijalankan dengan cara memenggal kepala.
Penyaliban dilakukan setelah hukuman mati dilaksanakan untuk para tahanan yang dinilai melakukan kejahatan serius oleh pemerintah.
Media Pemerintah Sering Melaporkan Eksekusi-eksekusi
Kantor berita resmi SPA menyatakan orang-orang yang dihukum mati pada hari Selasa adalah mereka yang dituduh menyerang markas-markas keamanan dan menewaskan sejumlah petugas keamanan.
Hukuman mati tersebut dilaksanakan di beberapa lokasi termasuk di ibu kota Riyadh, Mekkah, dan Madinah.
Di antara mereka yang dieksekusi, ada 14 orang dihukum karena melakukan tindak kekerasan terkait dengan keterlibatan mereka dalam demonstrasi antipemerintah, kata organisasi hak asasi manusia Amnesty International.
Pada 2018, seorang laki-laki dieksekusi dan disalib setelah dituduh menikam seorang perempuan hingga tewas.
Ia juga dituduh melakukan percobaan pembunuhan terhadap laki-laki lainnya bersamaan dengan upaya perkosaan terhadap seorang perempuan, kata Bloomberg.
Pemerintah Saudi tidak merilis statistik resmi tentang jumlah eksekusi yang dilakukan, tetapi media pemerintah sering melaporkan eksekusi-eksekusi tersebut.
Menurut Amnesty, setidaknya 104 orang telah dieksekusi di Saudi sepanjang tahun 2019 ini.
Pada tahun 2018, negara Teluk itu melakukan 149 eksekusi.
Pada hari Minggu, Saudi mengklaim mereka menggagalkan serangan yang menargetkan biro keamanan di al-Zulfi, di bagian utara Riyadh.
Keempat penyerang berhasil ditembak mati, menurut pejabat bidang keamanan. (bbc.com)
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...