PBB: Hampir 1.000 Meninggal Sejak Gencatan Senjata Ukraina
UKRAINA, SATUHARAPAN.COM – Hampir 1.000 orang meninggal di Ukraina sejak genjatan senjata pada 5 September 2014 lalu. PBB mengatakan setiap hari rata-rata 13 orang per hari yang meninggal dalam konflik tersebut.
Sementara itu sebuah laporan yang baru dari tim pemantau PBB di Ukraina mengatakan sedikitnya 4.317 orang telah meninggal, naik dari 4.042 kematian yang dilaporkan pada bulan Oktober, dari pertengahan April sampai 18 November.
Selain itu Jumlah pengungsi juga telah meningkat tajam sekitar 466.829 orang dibandingkan bulan September 275.489, kata laporan itu, seperti yang dikutip dari aljazeera.com, Kamis (20/11).
Sementara kantor PBB di Jenewa meliris dugaan pelanggaran hak asasi manusia serius oleh kelompok-kelompok bersenjata termasuk penyiksaan, penahanan, eksekusi, kerja paksa dan kekerasan seksual yang "bersifat sistematis dan ini merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan”.
Selain itu, disebutkan terjadi kerusakan total hukum dan ketertiban di kota Donetsk yang dikuasai oleh para pemberontak pro-Rusia.
Ia mengatakan kebuntuan antara pasukan pemerintah dan pemberontak pro-Rusia berjuang di Ukraina timur "menjadi semakin mengakar, dengan kejatuhan total hukum dan ketertiban di kota Donetsk, kota terbesar di bawah kendali separatis, dan bagian yang dikuasai pemberontak dari wilayah Luhansk.
Sementara itu, Perdana Menteri Ukraina Arseny Yatseniuk menuding pihak Rusia sengaja untuk 'memanas-manasi' agar terjadinya perang dengan skala yang lebih besar. Bahkan disebutkan Rusia sengaja memasok bantuan militer kepada para pemberontak di wilayah itu.
"Sengaja untuk memancing perang skala besar" katanya.
"(Ini) ancaman bagi semua orang, tatanan global, perdamaian global," kata Arseny.
Menurut data PBB, konflik Ukraina yang telah berlangsung sekitar tujuh bulan, telah merenggut lebih dari 4.100 nyawa. Hampir 10 ribu orang lainnya luka-luka akibat konflik tersebut.
Editor : Bayu Probo
Tentara Ukraina Fokus Tahan Laju Rusia dan Bersiap Hadapi Ba...
KHARKIV-UKRAINA, SATUHARAPAN.COM-Keempat pesawat nirawak itu dirancang untuk membawa bom, tetapi seb...