PBB: Imunisasi Terhambat oleh Pandemi, 80 Juta Anak dalam Risiko
JENEWA, SATUHARAPAN.COM-Sekitar 80 juta anak di seluruh dunia dapat menghadapi risiko penyakit difteri, campak dan polio, karena gangguan pada program imunisasi rutin selama pandemi COVID-19, kata badan PBB dan aliansi vaksin GAVI, hari Jumat (22/5). Penyakit-penyakit itu sebenarnya bisa dicegah dengan vaksin.
Data menunjukkan bahwa “penyediaan layanan imunisasi rutin secara substansial terhambat di setidaknya di 68 negara, dan kemungkinan akan mempengaruhi sekitar 80 juta anak di bawah usia satu tahun yang tinggal di negara-negara tersebut,” kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dana PBB untuk Anak (UNICEF), dan GAVI dalam sebuah pernyataan bersama yang dikeluarkan menjelang KTT Vaksin Global yang diselenggarakan pada 4 Juni.
Pembatasan perjalanan, keterlambatan pengiriman vaksin, keengganan di antara beberapa orang tua untuk meninggalkan rumah mereka di tengah kekhawatiran terkena virus corona, dan kurangnya petugas kesehatan merupakan gangguan "belum pernah terjadi sebelumnya" dalam skala global sejak program yang diperluas tersebut dimulai pada dekade 1970-an.
“Kita tidak bisa membiarkan perjuangan kita melawan satu penyakit datang dengan mengorbankan kemajuan jangka panjang dalam melawan penyakit lain,” kata Henrietta Fore, direktur eksekutif UNICEF.
“Sementara keadaan mungkin mengharuskan kita untuk menghentikan sementara beberapa upaya, tetapi imunisasi ini harus dimulai kembali sesegera mungkin, atau kita berisiko menukar satu wabah mematikan dengan wabah yang lain,” katanya. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Kamala Harris Akui Kekalahan Dalam Pilpres AS, Tetapi Berjan...
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris, menyampaikan pidato pe...