PBB Ingatkan Kembalinya Perang Dingin
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) memperingatkan kemungkinan kembalinya dunia dalam perang dingin. Sekjen PBB, Ban Ki-moon, mengatakan bahwa kemajuan dalam upaya menuju non-proliferasi nuklir secara global telah terhenti, dan muncul kecenderungan pembalikan dari usaha menuju "zero nuklir."
Ban Ki-moon, mengatakan pada hari Senin (27/4), memperingatkan dan meminta negara-negara anggota PBB untuk segera menjalankan upaya dalam menanggulangi perlucutan senjata nuklir.
"Menghilangkan senjata nuklir adalah prioritas utama PBB," kata Ban dalam sambutannya yang disampaikan oleh Wakil Sekjen, Jan Eliasson, pada rapat pleno pembukaan Konferensi untuk Review dari para Pihak dalam Perjanjian tentang Non-Proliferation Senjata Nuklir (NPT).
"Tidak ada senjata lain (kecuali nulir) yang memiliki potensi untuk menimbulkan kerusakan besar pada dunia kita," kata dia. Sayangnya, Ban menambahkan, bukannya kemajuan menuju kesepakatan pengurangan senjata, "kami menduga ada pelanggaran destabilisasi dari perjanjian yang telah ada."
Terhenti
Ban mencatat bahwa bahaya yang ditimbulkan oleh senjata nuklir terus bertahan sejak konferensi review NPT terakhir, termasuk terkait peringatan Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) akan mundur dari perjanjian itu.
"Jangankan larangan konprehensif percobaan uji coba nuklir diberlakukan atau perjanjian yang melarang produksi bahan fissile untuk senjata nuklir, kita justru melihat program modernisasi yang mahal yang akan membentuk kubu senjata nuklir selama beberapa dekade yang akan datang. Jangankan mengejar proposal untuk mempercepat perlucutan senjata nuklir, termasuk Rencana Lima Point saya, tetapi justru telah kembali membahayakan dengan mentalitas Perang Dingin," kata Ban. "Pembalikan ini adalah kemunduran bagi dunia kita."
Dalam pernyataan terpisah, Yukiya Amano, Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), menyerukan ketakutan mengenai proliferasi nuklir, dan disebutkan sebagai "sangat prihatin" pada program nuklir Korea Utara. Namun dia menyatakan bahwa pihaknya tetap dapat menyimpulkan bahwa "semua bahan nuklir di Iran adalah kegiatan damai."
Namun demikian, kata dia, upaya untuk membuat Timur Tengah bebas dari senjata nuklir masih berada di tengah optimisme, menyusul forum yang diadakan baru-baru ini, Forum tentang Pengalaman Kemungkinan Relevansi Penciptaan Kawasan Bebas Senjata Nuklir di Timur Tengah."
Hal ini menunjukkan adanya kemungkinan untuk dialog konstruktif pembentukan zona bebas senjata nuklir di wilayah itu, meskipun ada kompleksitas masalah dan perbedaan pandang antara negara bersangkutan.
Konferensi di Markas Besar PBB di New York itu akan berlangsung hingga 22 Mei. Perjanjian NPT adalah perjanjian internasional yang bertujuan mencegah penyebaran senjata nuklir dan teknologi senjata, mempromosikan kerja sama dalam penggunaan energi nuklir secara damai, dan memajukan mencapai perlucutan senjata nuklir dan perlucutan senjata umum secara lengkap.
Perjanjian ini merupakan komitmen yang mengikat dalam perjanjian multilateral untuk tujuan perlucutan senjata dan senjata nuklir negara-negara anggota.
Pengadilan Swedia Hukum Politisi Sayap Kanan Karena Menghina...
MALMO-SWEDIA, SATUHARAPAN.COM-Pengadilan Swedia menjatuhkan hukuman pada hari Selasa (5/11) kepada s...