PBB: Kelaparan Adalah Masalah Ketidak-adilan
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Kelaparan yang terjadi di dunia yang menimpa sekitar 800 juta orang lebih dari masalah kekuarangan pangan, melainkan ketidak-adilan yang mengerikan.
Demikian dikatakan Sekretaris jenderal Perserikatan Bangsa-bansa (PBB), Ban Ki-moon, dalam pesannya hari Jumat (16/10) terkait Hari Pangan Dunia. Oleh karena itu, dia menegaskan kembali komitmen dunia untuk "mengakhiri kelaparan dalam hidup kita."
Dia menekankan bahwa bagaimana manusia memilih untuk menanam, memproses, mendistribusikan dan mengkonsumsi makanan, akan menimbulkan efek mendalam pada manusia, planet, kemakmuran dan kedamaian.
ban menegaskan bahwa di dunia masih ada 800 juta orang yang menderita kelaparan. Namun di seluruh dunia, hampir sepertiga produk makanan terbuang menjadi sampah. Padahal jumlah itu cukup untuk memberi seluruh mereka yang kelaparan.
Target pembangunan 2030 tidak akan mungkin tanpa kemajuan pesat dalam mengakhiri kelaparan dan kekurangan gizi, karta dia.
Dua target pembangunan berkelanjutan adalah mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan peningkatan gizi, dan mempromosikan pertanian berkelanjutan.
Namun Ban mencatat perubahan bahwa sejak tahun 2000, jumlah orang kelaparan turun setengahnya. Namun upaya untuk mengatasi ini sebenarnya terlalu lambat.
Hari Pangan Sedunia tahun ini menyoroti masalah perlindungan sosial dan pertanian dengan penekanan pada memutus siklus kemiskinan di pedesaan melalui peran penting dari praktik transfer tunai, asuransi, pensiun dan program perlindungan sosial masyarakat.
Selain itu, Ban menekankan bahwa pembangunan yang inklusif, tangguh dan berkelanjutan dalam sistem pangan juga menuntut agar petani perempuan diberdayakan, orang-orang muda diberikan kesempatan, serta investasi memberdayakan petani kecil. (un.org)
Banjir dan Longsor Melanda Soppeng, Sulawesi Selatan, Satu O...
MAKASSAR, SATUHARAPAN.COM- Banjir melanda Kabupaten Soppeng, Provinsi Sulawesi Selatan, pada hari Sa...