PBB Kewalahan Tangani Korban Konflik di Seluruh Dunia
JENEWA, SATUHARAPAN.COM – Organisasi kemanusiaan internasional hampir tidak mampu lagi membantu jutaan korban konflik dari berbagai belahan dunia, kata kepala badan pengungsi PBB (UNHCR), Antonio Guterres pada Jumat (3/10).
"Komunitas humanitarian internasional sudah mendekati batas kapasitasnya dengan multiplikasi konflik," kata Guterres kepada wartawan.
Jumlah pengungsi yang terpaksa kehilangan rumah pada 2013 lalu telah mencapai 51,2 juta orang, demikian perhitungan UNHCR. Sebagian besar di antara korban konflik itu masih berada di dalam negara asal atau hanya mengungsi ke negara terdekat.
Angka pengungsian yang dihitung oleh UNHCR tersebut merupakan yang tertinggi sejak Perang Dunia II lalu.
"Pada 2011, jumlah pengungsi baru setiap harinya mencapai 14.000 orang. Angka itu naik menjadi 23.000 pada tahun selanjutnya dan kembali meningkat pada tahun lalu menjadi 32.000 orang. Ini menunjukkan adanya pertumbuhan eksponensial terhadap kebutuhan bantuan internasional," kata Guterres.
Perhatian masyarakat dunia saat ini terfokus pada konflik di Irak dan Suriah yang memaksa jutaan warga negara tersebut mengungsi dari rumahnya. Namun demikian Guterres mengingatkan bahwa dunia juga menghadapi krisis serupa di Afrika.
Menurut Guterres, perang bukan merupakan faktor satu-satunya pemicu arus pengungsian.
"Dampak dari perubahan iklim, ketahanan pangan, kelangkaan air, meningkatnya jumlah bencana alam, dan dikombinasikan dengan pertumbuhan populasi dan urbanisasi sekaligus dampak lingkungannya, faktor-faktor itu semua membuat kebutuhan humanitarian meningkat secara dramatis," kata dia.
Dia mengulangi pernyataan Sekretaris Jenderal PBB yang pada Rabu (1/10) lalu mendesak masyarakat internasional untuk mencegah terjadinya krisis sebelum terjadi.
Persoalan utama yang dihadapi badan humanitarian bukan hanya kurangnya dana, demikian kata Guterres. Faktor paling berpengaruh adalah mekanisme rumit yang diterapkan negara pendonor untuk mengalokasikan dananya, meskipun krisis terus meningkat cepat.
"Kita harus mulai berpikir kreatif dalam kaitannya dengan pendanaan humanitarian," kata dia.
"Harus ada perubahan substansial atau kami tidak dapat melakukan tugas kami sama sekali. Akan menjadi hal mustahil untuk memberi bantuan bagi masyarakat yang membutuhkan jika tidak ada perubahan," kata Guterres. (AFP)
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...