PBB: Korban Tewas Topan Filipina terus Bertambah, AS Siap Membantu
PBB, AMERIKA SERIKAT, SATUHARAPAN.COM - PBB pada Sabtu mengatakan bahwa mereka memperkirakan 1.200 korban tewas dari topan super yang menerjang Filipina akan bertambah dan pihaknya tengah mengirimkan suplai darurat ke negara itu.
Tim bantuan PBB juga meminta bantuan dari negara lainnya saat Palang Merah Filipina mengatakan 1.200 orang dikhawatirkan tewas dalam terjangan Topan Haiyan.
“Sayangnya, sepertinya angka itu akan bertambah,” kata koordinator kemanusiaan PBB Valerie Amos dalam sebuah pernyataan.
“Pemerintah memperkirakan bahwa lebih dari 43 juta orang terkena topan itu, di seluruh 36 provinsi, dan penilaian awal menunjukkan bahwa ribuan rumah hancur, jalanan tidak bisa dilewati dan warga memerlukan makanan, air, tempat penampungan dan listrik,” tambah Amos.
“Saat lebih banyak area yang kami capai, kami memperkirakan akan mendapatkan data yang lebih detail dari skala kerusakan dan dampaknya terhadap para keluarga.”
“PBB tetap siaga untuk memobilisasi semua bantuan yang diperlukan warga Filipina dari komunitas internasional,” kata Amos.
Sedangkan AS pada Sabtu mengumumkan bantuan kepada Filipina berupa sumber daya angkatan laut dan udara.
Sebuah pernyataan mengatakan bahwa Menteri Pertahanan Amerika Serikat Chuck Hagel akan meminjamkan helikopter, pesawat dan perangkat pencari serta penyelamatan maritim setelah adanya permintaan dari pemerintah Filipina.
“Menteri Hagel memerintahkan Komando Pasifik AS untuk mendukung operasi bantuan kemanusiaan pemerintah AS di Filipina setelah terjadinya Topan Haiyan,” kata pernyataan.
“Fokus awal meliputi pencarian dan penyelematan maritim, dukungan helikopter medium-heavy, pencarian dan penyelamatan maritim udara, perangkat pendukung logistik,” lanjut pernyataan tersebut.
Pentagon juga mengatakan akan bekerja dengan Badan Pegembangan Internasional AS dan duta besar AS di Manila, untuk terus mengawasi dampak dari topan itu dan “siap membantu sekutu kami melakukan pemulihan dari badai tersebut.”
Amerika Serikat memiliki dua pangkalan militer di dekat Manila hingga 1992, ketika keduanya dibubarkan di tengah berkembangnya sentimen anti Amerika dan sengketa penyewaan.
Namun kesepakatan baru pada 1999 memungkinkan tentara AS kembali ke Filipina untuk latihan militer bersama setiap tahun. (AFP/Ant)
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...