PBB: Korea Utara Hadapi Kekurangan Pangan
SATUHARAPAN.COM-Seorang pakar hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyuarakan kekhawatiran tentang apa yang disebutnya sebagai "kekurangan pangan yang meluas dan kekurangan gizi" di Korea Utara, negara yang terus mengejar teknologi senjata nuklir.
Situasi kekurangan pangan di negara itu telah diperburuk oleh penutupan perbatasan dengan China hampir lima bulan karena langkah-langkah pencegahan penyebaran COVID-19.
Tomas Ojea Quintana, pelapor khusus PBB tentang hak asasi manusia di Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK), mendesak Dewan Keamanan PBB untuk "mempertimbangkan kembali sanksi" pada negara yang terisolasi itu untuk memastikan aliran pasokan makanan.
"Ada laporan peningkatan jumlah tunawisma di kota-kota besar, termasuk kotjebi (anak jalanan), dan harga obat-obatan dilaporkan meroket. Semakin banyak keluarga makan hanya dua kali sehari, atau hanya makan jagung, dan ada yang kelaparan," katanya dalam sebuah pernyataan.
Elisabeth Byrs, juru bicara World Food Program (WFP), sebuah badan PBB, mengatakan kepada pengarahan berita di Jenewa bahwa situasi kemanusiaan di Korea Utara "tetap suram," dengan sekitar 10 juta, atau 40% dari populasi di sana, membutuhkan bantuan kemanusiaan. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Beijing Buka Dua Mausoleum Kaisar Dinasti Ming untuk Umum
BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Dua mausoleum kaisar di Beijing baru-baru ini dibuka untuk umum, sehingga...