PBB Minta Saudi Pastikan Cegah Korban Anak di Yaman
NEW YORK, SARTUHARAPAN.COM - Koalisi pimpinan Arab Saudi yang bertempur di Yaman harus berusaha mencegah "masalah yang sangat serius" pembunuhan anak-anak, kata Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, hari Selasa (2/8).
Dia menyampaikan hal itu ketika kembali ada tekanan berat apakah koalisi itu akan kembali masuk daftar hitam pelanggar hak-hak anak.
Ban melaporkan kepada Dewan Keamanan PBB tentang keputusan kontroversial untuk mecabut sementara koalisi itu dari daftar pelanggar hak anak oleh PBB, menurut laporan AFP. Keputusan PBB itu dinilai sebagai hal yang memalukan dan memicu protes dari kelompok hak asasi.
"Saya masih memiliki kekhawatiran yang sangat kuat tentang perlindungan anak di Yaman. Mereka harus selalu diutamakan," kata Ban. Dia menambahkan bahwa PBB melanjutkan peninjauannya terhadap Koalisi pimpinan Arab Saudi sebagai pelanggar hak anak.
Arab Saudi marah terhadap keputusan PBB pada bulan Juni, di mana koalisi dimasukkan dalam daftar hitam setelah sebuah laporan PBB menemukan aliansi militer iyu bertanggung jawab atas 60 persen kematian pada 785 anak-anak di Yaman tahun lalu.
Pekan lalu, Arab Saudi mengungkapkan dalam surat rahasia setebal 13 halaman kepada Ban sebagai langkah-langkah koalisi untuk mencegah jatuhnya korban warga sipil.
Dalam surat yang diperoleh AFP, Duta Besar Arab Saudi, Abdallah Al-Mouallimi menyampaikan kepada PBB hasil penyelidikan pada 10 serangan udara pada rumah sakit, rumah, pesta pernikahan dan pasar. Koalisi akan berbagi hasil investigasi dengan PBB yang diusulkan diadakan di Riyadh, katanya.
Ancaman Tarik Bantuan
Ban mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa dia telah menerima informasi mengenai langkah-langkah yang diambil oleh koalisi, tetapi itu terlalu singkat. "Kami akan terus terlibat untuk memastikan bahwa langkah-langkah konkret untuk melindungi anak-anak dilaksanakan," katanya kepada Dewan.
Dalam suratnya, Duta Besar Arab Saudi mengatakan koalisi telah membentuk sebuah komite reparasi untuk mempertimbangkan kompensasi bagi para korban, dan membuka dialog langsung dengan organisasi-organisasi bantuan untuk menjamin perlindungan rumah sakit.
Mouallimi memberikan rincian langkah-langkah yang diambil untuk menunjuk target dan memastikan mereka "diidentifikasi sebagai target militer."
Mereka termasuk menyusun daftar b yang dilarang menjadi target seperti sekolah dan misi diplomatik, serta bekerja dengan "kekuatan lokal untuk mengidentifikasi target serangan udara."
Ban pada bulan Juni mengatakan bahwa dia dipaksa untuk menghapus koalisi dari daftar hitam setelah Arab Saudi mengancam akan memotong dana program bantuan PBB. Namun pihak Riyadh membantah tuduhan itu.
Koalisi pimpinan Arab Saudi melancarkan serangan udara dalam mendukung Presiden Yaman Abdrabbo Mansour Hadi mulai Maret 2015 untuk menyingkirkan pemberontak Syiah Houthi yang merebut ibu kota negeri itu, Sanaa, dan wilayah lain negeri itu.
Laporan PBB menyebutkan, perang di Yaman telah menewaskan sekitar 6.400 orang dan memperburuk krisis kemanusiaan di negara yang sudah miskin itu.
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...