PBB Minta Semua Negara Ratifikasi Larangan Uji Coba Nuklir
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Ban Ki-moon, meminta semua negara yang belum meratifikasi Perjanjian Larangan Komprehensif Uji Coba Nuklir (Comprehensive Nuclear Test Ban Treaty / CNTBT) untuk segera meratifikasi.
Dia mengatakan hal itu, hari Kamis (29/8) menandai Hari Internasional Melawan Tes Nuklir. Permintaan itu untuk menegaskan kembali upaya mencapai tujuan dunia yang lebih terjamin keamanannya.
Ban menegaskan bahwa "meskipun sudah 20 tahun telah berlalu sejak negosiasi dalam Konferensi Perlucutan Senjata dimulai, perjanjian ini masih belum diberlakukan."
Ban mengatakan bahwa tidak ada alasan yang bisa diterima untuk penundaan lebih lanjut untuk mencegah berlakunya CTBT. “Sekarang saatnya untuk mencegah lebih lanjut dampak terhadap manusia dan lingkungan yang mengerikan yang disebabkan oleh uji coba nuklir melalui larangan secara global. Cara yang paling dapat diandalkan adalah memenuhi tantangan ini," kata dia.
Hari Kamis 29 Agustus adalah momen menyoroti upaya PBB dan komunitas pendukung , termasuk negara-negara anggota, organisasi non-pemerintah, akademisi, dan media, dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya larangan uji coba nuklir.
Majelis Umum memilih 29 Agustus sebagai tanggal peringatan tahunan karena menandai hari di mana pada tahun 1991 ketika Semipalatinsk, di timur laut Kazakhstan menjadi salah satu lokasi uji coba nuklir terbesar di dunia ditutup secara permanen.
Peringatan ini bertujuan membangun kesadaran dan larangan global secara permanen terhadap semua jenis uji coba ledakan nuklir. CTBT memperoleh dukungan secara universal, tetapi belum diberlakukan. Sekjen PBB menyebutkan, perjanjian itu telah ditandatangani oleh 183 negara dan diratifikasi oleh 159.
"Delapan negara tersisa yang terakhir meratifikasi memiliki tanggung jawab khusus, di mana tidak satupun negara harus menunggu yang lain untuk bertindak terlebih dahulu,” kata Ban. Sementara itu, dia menegaskan semua negara harus mempertahankan atau melaksanakan penangguhan ledakan nuklir," Ban menekankan dalam pesannya.
Hari Internasional Melawan Tes Nuklir sedang diperingati di seluruh dunia dengan berbagai acara untuk menarik perhatian terhadap bahaya ledakan uji coba nuklir, serta ancaman yang ditimbulkan terhadap manusia dan lingkungan. Peringatan ini mendorong kebutuhan untuk akhirnya menghilangkan semua senjata nuklir dan pengujian senjata nuklir. (un.org)
Susu Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Sebuah studi baru, para peneliti menemukan bahwa konsumsi susu yang tidak...