PBB: Perangi Perdagangan Ilegal Satwa Liar
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun ini difokuskan pada perang melawan perdagangan ilegal satwa liar. Program Lingkungan PBB (UNEP) mengeluarkan seruan "biarkan satwa liar tetap hidup" dan seruan untuk melindungi spesies dari ancaman, yang dapat menggangu masa depan generasi mereka.
"Kami telah memilih tema ini, karena perdagangan menjadi ancaman yang serius dan perlu tindakan segera," kata Direktur Eksekutif UNEP, Achim Steiner, dalam pesan video pada kesempatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, yang diperingati setiap tahun pada 5 Juni, seperti dilansir dari situs un.org.
Pejabat PBB menggarisbawahi, efek dari perdagangan satwa liar termasuk di dalamnya penghancuran modal alam, penyebaran korupsi dan melemahnya penegakan hukum di seluruh dunia, serta menjamurnya sindikat kejahatan internasional.
"Ini harus dihentikan, walaupun sebenarnya sudah lama terlambat," katanya, dan menyerukan kepada semua individu menggunakan "lingkaran kekuasaan yang berpengaruh" untuk membantu mengakhiri perdagangan ilegal satwa liar, dengan melibatkan dalam kampanye "Go Wild for Life".
Kampanye bertujuan mengurangi permintaan untuk produk satwa liar ilegal, dan menekankan bahwa keserakahan, fashion, kebodohan, ketidakpedulian, investasi, korupsi, dan keyakinan budaya, seharusnya tidak diperbolehkan untuk membahayakan spesies hewan, atau tumbuhan atau pohon.
Perhatian khusus diberikan kepada delapan spesies, yakni orangutan, kura-kura laut, trenggiling, rosewoods, burung enggang, harimau, gajah, dan badak.
Angola, adalah negara yang dipilih sebagai tuan rumah tahun ini untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Steiner mengumumkan, negara itu telah membuat komitmen yang kuat untuk memerangi kejahatan terhadap satwa liar, dengan menutup perdagangan gading domestik dan mengambil tindakan untuk menghentikan penyelundupan.
"Kami mendukung tindakan negara-negara seperti Angola untuk bergabung melawan perdagangan satwa liar," katanya. "Kita harus bersatu dalam perjuangan ini. Kita harus berpikir secara global, tetapi juga bertindak secara lokal, dan kita harus memiliki toleransi nol untuk perburuan dan perdagangan ilegal satwa liar."
Dalam pesan yang sama, Yury Fedotov, Direktur Eksekutif PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC) mengatakan, jaringan kriminal dan pemburu tidak memiliki perhatian pada keanekaragaman hayati, atau dampak yang mengerikan akibat tindakan mereka terhadap lingkungan yang rapuh dan masyarakat yang rentan. Setiap negara menderita, baik sebagai sumber, tempat transit, atau tujuan untuk produk itu. UNODC World Wildlife Crime Report melaporkan temuan 7.000 spesies dari hasil 164.000 penyitaan di 120 negara.
"Kejahatan yang bersifat global ini mendorong kita untuk bersatu dan untuk mempromosikan solusi global untuk menghentikan perburuan bencana dan perdagangan satwa liar," katanya.
Melihat kenyataan tersebut, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mendesak pemerintah dan warga negara di mana pun di dunia, untuk membantu mengakhiri praktik-praktik pembantaian gajah untuk diambil gadingnya, badak diambil tanduknya, dan trenggiling untuk diambil sisiknya.
"PBB dan banyak mitranya telah memutuskan untuk mengatasi perdagangan gelap ini, termasuk dengan menetapkan target yang jelas untuk mengakhiri perburuan pada Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), yang diadopsi tahun lalu oleh seluruh 193 negara anggota," katanya.
Sementara itu, UNEP menggarisbawahi lima langkah cepat yang bisa dilakukan warga untuk mengkampanyekan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2016, termasuk melalui seni dan pameran kerajinan, festival film, gerakan massa, dan kegiatan media sosial.
Editor : Sotyati
Mencegah Kebotakan di Usia 30an
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Rambut rontok, terutama di usia muda, bisa menjadi hal yang membuat frust...