PBB: Perdagangan Anak Meningkat di Seluruh Dunia
WINA, SATUHARAPAN.COM - Satu dari tiga korban perdagangan manusia di seluruh dunia merupakan anak-anak, banyak di antara mereka menjadi korban eksploitasi seksual dan kerja paksa, menurut laporan PBB pada Senin (24/11).
Secara keseluruhan, perdagangan anak meningkat lima persen sejak 2010, dengan anak perempuan dan perempuan dewasa mencapai 70 persen dari jumlah total korban di seluruh dunia, menurut laporan UN Office on Drugs and Crime.
“Tidak ada tempat di dunia ini yang aman bagi anak-anak, perempuan dan pria, dari perdagangan manusia,” ujar direktur eksekutif United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) atau Kantor PBB Urusan Narkoba dan Kejahatan Yury Fedotov.
Laporan tersebut menyatakan data global itu hanya mewakili “ujung gunung es” (segelintir), dan kekebalan hukum masih menjadi masalah serius.
“Sangat jelas bahwa skala perbudakan era modern jauh lebih parah, “ ujar Fedotov.
Anak perempuan dan perempuan dewasa, sering kali diperdagangkan untuk eksploitasi seksual dan kerja paksa, sementara anak-anak juga dipaksa terlibat pertempuran atau ambil bagian dalam kejahatan ringan.
Selama 2003-2006, sekitar 20 persen korban perdagangan manusia merupakan anak-anak.
Anak-anak mewakili sekitar 60 persen korban di sejumlah kawasan seperti Afrika dan Timur Tengah.
Laporan tersebut, juga menyoroti jumlah pelaku yang dijatuhi hukuman masih rendah meski terdapat sejumlah upaya untuk memberantas perdagangan manusia.
Sekitar 15 persen dari 128 negara yang disurvei dalam laporan tersebut, tidak mencatat adanya pelaku perdagangan manusia yang diganjar hukuman. (AFP/Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...