Rabi Israel Bela Hak Berdoa Yahudi di Al Aqsa
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM - Rabi Israel Yehuda Glick, yang selamat dari upaya pembunuhan setelah menyerukan hak berdoa bagi jemaah Yahudi di kompleks masjid Al Aqsa di Yerusalem, bersikeras mempertahankan pandangannya saat dia keluar dari rumah sakit pada Senin (24/11).
Glick ditembak empat kali oleh seorang pria bersenjata di Yerusalem pada 29 Oktober.
Sehari kemudian polisi menembak dan membunuh terduga penyerangnya, Muataz Hijazi, seorang warga Palestina dari wilayah Yerusalem timur yang dianeksasi Israel.
Rabi nasionalis berusia 48 tahun tersebut dibenci warga Palestina yang menganggap keberadaan umat Yahudi di dataran tinggi di Kota Tua -- tempat ziarah paling suci ketiga umat Islam berada -- sebagai provokasi.
“Saya merupakan seseorang yang bertindak demi kepentingan publik, mematuhi hukum dan yang ditembak hanya karena keyakinan saya, hanya karena iman saya,” tegas Glick, yang dituding menyulut ketegangan dengan menggelar kunjungan aktivis Yahudi ke kompleks tersebut.
Tempat yang dianggap suci baik oleh umat Yahudi maupun Muslim itu menjadi fokus pergolakan berbulan-bulan di Yerusalem timur.
Glick saat keluar dari rumah sakit mengatakan kepada wartawan bahwa “mereka yang membunuh atas nama agama adalah orang yang menodai Al Aqsa.” (AFP)
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...