PBB Prihatin Ibadah Gereja Siprus Turki Dibatasi Sekali Setahun
NIKOSIA, SATUHARAPAN.COM – Perserikatan Bangsa-bangsa pada hari Kamis (26/05) mengaku amat prihatin atas pembatasan akses ke gereja-gereja Siprus Yunani di Siprus utara yang diduduki kelompok etnis Turki.
Otoritas Siprus Turki membatasi jumlah kunjungan ke gereja-gereja Kristen Ortodoks Yunani di wilayah utara pulau tersebut dengan dalih pihaknya tidak mampu menangani jumlah kegiatan ibadah di gereja.
Sebagian besar gereja kini hanya diizinkan menggelar satu ibadah dalam setahun.
Namun, utusan PBB untuk Siprus, Espen Barth Eide, meminta agar kebijakan tersebut ditinjau ulang. Sebab, hal itu bertentangan dengan proses perdamaian antara Siprus Yunani dan Siprus Turki.
“Dengan amat prihatin saya menerima informasi mengenai perubahan kebijakan akses ke berbagai tempat ibadah di (Siprus) utara,” ujar Eide kepada awak media setelah bertemu dengan pemimpin Siprus Turki Mustafa Akinci.
Eide meminta Akinci untuk berusaha menganulir kebijakan tersebut yang dianggap bertentangan dengan semangat persatuan yang dibangun selama setahun terakhir.
Para pemimpin Kristen dan Islam saling bergandengan tangan untuk mendukung proses perdamaian dan kebebasan beribadah di seluruh Siprus.
Perundingan damai dukungan PBB guna mereunifikasi Siprus dimulai pada Mei 2015.
Siprus terbagi menjadi dua sejak 1974 ketika militer Turki menduduki wilayah utara pulau tersebut sebagai respons atas kudeta untuk penyatuan Siprus dengan Yunani. (AFP/Ant)
Editor : Eben E. Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...