PBB Rencana Kirim 2.500 Penjaga Perdamaian Tambahan ke Mali
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) berencana mengirim sekitar 2.500 personel tambahan yang terdiri dari tentara dan polisi untuk misi perdamaian di Republik Mali, Afrika Barat yang merupakan salah satu misi paling berbahaya di dunia. Pernyataan itu disampaikan juru bicara PBB Stephane Dujarric, di New York, Amerika Serikat pada hari, Kamis (2/6).
Stephane mengatakan misi Multidimensional Integrated Stabilization Mission in Mali (MINUSMA) membutuhkan tambahan alat utama sistem persenjataan (alutsista) udara dan pasukan reaksi cepat menyusul serangkaian serangan yang menewaskan 12 penjaga perdamaian pada bula Mei lalu.
“Sudah jelas situasi keamanan di sebagian wilayah Mali memburuk. Staf PBB harus membayarnya dengan nyawa,” kata Stepahane Dujarric.
Sementara itu Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Ban Ki-moon mengusulkan menambah 2.049 tentara dan 480 polisi untuk misi MINUSMA, yang kini memiliki sekitar 12 ribu personel. Dewan Keamanan PBB akan mempertimbangkan upaya penguatan MINUSMA dalam pemungutan suara mengenai perpanjangan mandat misi tersebut pada tanggal 29 Juni mendatang.
Serangan yang terjadi pada hari, Selasa (31/5) di Kota Gao, Mali utara telah menewaskan seorang penjaga perdamaian asal Tiongkok dan tiga warga sipil, termasuk seorang kontraktor asal Prancis. Kelompok Al Qaeda Magribi Islam (AQIM) mengklaim bertanggung jawab atas kedua serangan tersebut.
Menurut laporan PBB atas Insiden tersebut, telah menambah jumlah penjaga perdamaian yang tewas di Mali menjadi 12 orang sepanjang bulan Mei 2016.
Dalam laporan kepada Dewan Keamanan pekan ini, Ban mengatakan MINUSMA membutuhkan armada helikopter tempur, kendaraan lapis baja dan helikopter angkut. (AFP)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
DJP: Semua Buku Bebas PPN, Kecuali Melanggar Hukum
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyataka...