PBB: Ribuan Anak-anak Somalia Hadapi Kelaparan
NAIROBI, SATUHARAPAN.COM – “ Lebih dari 38 ribu anak-anak Somalia sangat terancam mati kelaparan, meskipun tingkat kekurangan pangan menurun hampir sepertiga di seluruh wilayah negara bergolak itu, “ kata pakar PBB, Kamis (29/1).
Kajian atas dasar data kumpulan PBB itu, dibuat hanya dalam tiga tahun sejak kekeringan dan perang menimbulkan kelaparan di negara Tanduk Afrika tersebut, dan menewaskan lebih dari seperempat juta orang.
“ Secara keseluruhan, lebih dari 731 ribu orang, termasuk 203 ribu anak-anak yang mengalami kurang gizi parah, menghadapi "ketidakamanan pangan akut", “ kata laporan gabungan yang dirilis oleh Unit Analisa Nutrisi dan Keamanan Pangan (FSNAU) dan Jaringan Sistem Peringatan Dini Kelaparan (FEWS NET) yang didanai AS.
Namun jumlah total korban kelaparan itu turun 29 persen dari kajian-kajian sebelumnya, mencakup data enam bulan terakhir, dan "musim hujan yang cukup baik" di akhir tahun 2014 disebut telah membantu petani.
"Banyak anak masih mengalami kekurangan gizi akut, meskipun jumlahnya sedikit turun dalam enam bulan terakhir," kata pernyataan itu.
"Sekitar 202.600 anak-anak di bawah lima tahun mengalami malnutrisi akut, termasuk 38.200 anak yang terkena malnutrisi parah dan berisiko tinggi menghadapi kematian," katanya.
Tiga perempat dari warga yang sangat membutuhkan adalah mereka yang mengungsi karena berlanjutnya pertempuran.
"Angka malnutrisi masih sangat tinggi," kata kepala bantuan PBB untuk Somalia Philippe Lazzarini, "Prediksi untuk 2015 masih mengkhawatirkan."
Lebih dari 250 ribu orang, separohnya adalah anak-anak, tewas dalam kelaparan yang terjadi pada 2011.
Pertempuran masih terus terjadi , antara pemberontak Shebab yang berafiliasi dengan Al-Qaeda Somalia dengan pasukan pemerintah dan sekutu, yang didukung oleh pasukan Uni Afrika berkekuatan lebih dari 20 ribu tentara.(AFP/Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...