PBB: Semakin Banyak Warga Miskin di Afrika Sub-Sahara
PBB, AMERIKA SERIKAT, SATUHARAPAN.COM - Saat ini lebih banyak warga Afrika sub-Sahara hidup dalam kemiskinan parah, dibandingkan dengan yang terjadi pada 1990, ungkap laporan utama PBB pada Senin (7/7), kawasan itu tidak akan berhasil mewujudkan sebagian besar tujuan pembangunan.
Millennium Development Goals (MDG), yang ditetapkan pada 2000, diupayakan untuk mengurangi hingga separuh kemiskinan dan kelaparan di dunia pada 2015.
Mereka juga mempromosikan, dan mengamati perkembangan dalam penanggulangan isu seperti AIDS, kematian pada ibu dan anak, akses mendapat air bersih, kesetaraan gender dan pendidikan.
Banyak target dalam pada akhir 2015 tercapai, menurut laporan perkembangan MDG tahunan PBB menyebutkan, bahwa jika tren saat ini berlanjut, target terhadap malaria, TBC dan akses untuk pengobatan HIV akan dapat dilampaui, sementara target penanganan kelaparan juga tampaknya akan tercapai, ungkap mereka.
Namun, mereka menemukan ternyata kemajuan di Afrika sub-Sahara tertinggal dari kawasan lain, dengan pertumbuhan penduduk, konflik, dan berkurangnya bantuan internasional , membuat pencapaian tujuan secara tepat waktu di kawasan itu, seolah tidak mungkin terjadi.
Menurut laporan, bantuan pengembangan resmi melonjak ke rekor 134,8 miliar dolar Amerika (sekitar Rp1,60 kuadriliun) pada 2013. Namun, dengan beralihnya bantuan kepada orang-orang yang paling membutuhkan, bantuan bilateral bersih ke Afrika, antara lain rumah bagi 34 dari 48 negara berkembang , turun 5,6 persen tahun lalu.
Laporan tersebut menyoroti bahwa Afrika sub-Sahara merupakan satu-satunya kawasan berkembang yang mengalami peningkatan rutin jumlah orang-orang yang hidup dalam kemiskinan ekstrem dari 290 juta jiwa pada 1990 menjadi 414 juta jiwa pada 2010. (AFP/Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...