PBB Serukan Azerbaijan dan Armenia Hormati Gencatan Senjata
PBB, SATUHARAPAN.COM-Sekjen Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Antonio Guterres, meminta Armenia dan Azerbaijan untuk menghormati gencatan senjata baru dan mengecam serangan terhadap warga sipil dalam memperebutkan wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan.
Guterres menyebut salah satu serangan paling mematikan terhadap warga sipil sejauh ini, ketika sebuah rudal menghantam daerah pemukiman kota kedua di Azerbaijan, Ganja, pada hari Sabtu (17/10) yang menewaskan 13 orang termasuk anak-anak.
Armenia dan Azerbaijan telah menyetujui gencatan senjata mulai tengah malam, tetapi mereka saling menuduh melanggar gencatan senjata pada hari Minggu.
"Kehilangan tragis nyawa warga sipil, termasuk anak-anak, dari serangan terbaru yang dilaporkan... di kota Ganja sama sekali tidak dapat diterima, begitu pula serangan membabi buta di daerah berpenduduk di mana pun," kata pernyataan dari juru bicara Sekretaris Jenderal PBB, Stephane Dujarric.
“Sekretaris jenderal mencatat pengumuman terbaru tentang dimulainya gencatan senjata kemanusiaan pada 18 Oktober dan mengharapkan kedua pihak untuk sepenuhnya mematuhi komitmen ini dan melanjutkan negosiasi substantif tanpa penundaan.”
Azerbaijan dan Armenia telah terlibat dalam konflik sengit dalam sengketa atas Karabakh sejak separatis Armenia yang didukung oleh Yerevan menguasai provinsi pegunungan itu dalam perang tahun 1990-an yang menewaskan 30.000 orang.
Deklarasi kemerdekaan wilayah tersebut belum diakui oleh negara manapun, termasuk Armenia, dan masih menjadi bagian dari Azerbaijan menurut hukum internasional.
Pertempuran yang meletus tiga pekan lalu telah menjadi yang terkeras sejak gencatan senjata tahun 1994 dan mengancam akan menarik kekuatan regional Turki, yang mendukung Azerbaijan, dan Rusia yang memiliki aliansi militer dengan Armenia. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...