PBB Serukan Perlindungan Warga Sipil dan Minoritas di Irak
JENEWA, SATUHARAPAN.COM – Penasihat Khusus Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengecam keras sejumlah kejahatan yang dilakukan kelompok-kelompok bersenjata di Irak seperti yang dilakukan Negara Islam Irak dan Levant (ISIL), serta menyerukan perlindungan bagi warga sipil dan kelompok minoritas agama.
"Perlindungan terhadap warga sipil harus menjadi fokus utama dari setiap strategi untuk mengatasi situasi saat ini," kata Penasihat Khusus Sejen PBB bidang Pencegahan Genosida, Adama Dieng, dan Pensihat bidang Tanggung Jawab untuk Melindungi, Jennifer Welsh.
Keduanya menyebutkan bahwa anggota komunitas Kristen melarikan diri kota Mosul, Irak bagian utara, serta adanya laporan tentang hasutan untuk menghancurkan gereja-gereja. "Mengingat konteks polarisasi sektarian di negara ini, pertimbangan khusus harus diberikan untuk membantu warga dari agama dan minoritas lainnya yang sangat rentan.”
Mereka juga menyuarakan keprihatinan tentang kesejahteraan warga Yazidi dan agama minoritas lainnya yang tinggal di Irak bagian barat laut, setelah penangkapan warga di kota Tal Afar.
Dalam pernyataan hari Kamis (19/6) Dieng dan Welsh menegaskan seruan Dewan Keamanan PBB untuk kerja sama dalam pengiriman bantuan kemanusiaan, serta peran pemerintah dan para pemimpin Irak untuk bekerja dengan Misi Bantuan PBB di Irak (UNAMI) untuk memastikan bantuan sampai pada orang-orang yang dimaksudkan.
Sementara itu, UNAMI melaporkan arus pengungsian akibat masalah keamanan di Mosul dan sekitarnya, termasuk Tal Afar dan Diyala. Badan-badan PBB dan mitra mereka mendirikan tenda penampungan di Erbil, Dohuk dan Suleimaniya di wilayah utara Kurdistan untuk menampung keluarga pengungsi, menurut juru bicara PBB.
Badan Pengungsi PBB (UNHCR) pekan lalu mengatakan bahwa hampir setengah-juta orang telah meninggalkan rumah mereka sejak Januari. Setidaknya setengah dari mereka adalah anak-anak.
"Badan ini juga memperingatkan meningkatnya risiko kekerasan etnis dan ancaman terhadap Baghdad dapat membuat situasi lebih buruk akibat kebutuhan dan kompleksitas krisis," tambah juru bicara.
Pesawat kargo yang membawa pasokan darurat dari UNICEF, World Food Programme PBB (WFP) dan Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) tiba di Erbil pekan ini membawa perbekalan, termasuk tenda, selimut dan perlengklapan sekolah bagi lebih dari 35.000 anak-anak. WFP mengumumkan bahwa mereka telah memulai distribusi pangan darurat untuk 43.500 pengungsi yang paling rentan. (un.org)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...