Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 15:45 WIB | Rabu, 29 Januari 2014

PBB Siap Kirim Bantuan ke Suriah, Tapi Akses Belum Ada

Warga kota Homs menggantungkan bantuan dari WFP, seperti pada September tahun 2012. Namun berbulan-bulan bantuan tidak bisa masuk akibat perang. (Foto: un.org)

DAMASKUS, SATUHARPAN.COM -  Truk PBB di Suriah  telah siaga untuk mengirim makanan dan obat yang sangat dibutuhkan untuk 500 keluarga di kota Homs, Suriah  yang terkepung  hamper selama dua tahun. Program Pangan Dunia PBB  (World Food Programme / WFP) mengharapkan pihak oposisi dan pemerintah Suriah segera memberi akes pada tim.

Disebutkan bahwa sekitar 1,6 juta warga sipil di bagian lain Suriah menghadapi kondisi tanpa makanan selama berbulan-bulan, dan sebelumnya  sangat bergantung pada  bantuan regular  WFP.

Akses untuk bantuan kemanusiaan bagi warga sipil yang terperangkap adalah salah satu isu utama yang dibahas pada pembicaraan yang sedang berlangsung antara Pemerintah Suriah dan kelompok oposisi utama di Jenewa. Perundingan  untuk mengakhiri perang hampir tiga tahun  yang membunuh lebih dari 130.000 orang,  dan hampir sembilan juta orang mengungsi.

Namun pembicaraan di Jenewa menghadapi masalah yang pelik dan berjalan sangat lambat.  Wakil Khusus Gabungan  PBB –Liga  Arab, Lakhdar Brahimi, yang menjadi mediator  mengatakan, “ Kami belum punya terobosan apapun.” Dia mengumumkan bahwa pertemuan sore telah dibatalkan.

"Saya akan ulangi lagi bahwa ini bukan negosiasi yang mudah… dan mungkin tidak akan mudah dalam beberapa hari mendatang," kata dia. Ditambahkan bahwa kedua pihak  berniat untuk melanjutkan pembicaraan hingga Jumat mendatang .

 "Jadi tidak ada yang berjalan keluar. Tidak ada yang melarikan diri," kata Brahimi. Perundingan damai untuk Suriah di Jenewa menghadapi masalah opelik berkaitan perbedaan agenda antara oposisi dan pemerintah.

Pihak oposisi menghendaki segera memasuki pembahasan untuk implementasi Komunike Jenewa I yang menyebutkan pembentukan pemerintahan transisi. Dan delegasi oposisi menyebutkan untuk pemerintahan oposisi tanpa menyertakan Bashar Al-Assad.

Sementara pihak delegasi pemerintah menghendaki pembicaraan fokus pada memulihkan keamanan, terutama dalam menghadapi kelompok bersenjata yang mereka sebut sebagai “teroris” dan didukung oleh pihak asing.

Perbedaan agenda ini menimbulkan ketegangan  dan sejauh ini belum menemukan titik temu. Pihak mediator, Lakhdar Brahimi, berusaha agar keduanya fokus untuk perdamaian di Suriah. (un.org)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home