PBB-Singapura Sepakati Kerja Sama Perangkat Lunak
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menandatangani nota kesepakatan dan kesepahaman (MOU) dengan pemerintah Singapura dalam projek kerja sama pada pengembangan perangkat lunak untuk mendukung misi perdamaian PBB.
“Singapura akan bermitra dengan Divisi Operasi Penjaga Perdamaian PBB untuk bekerja sama mengembangkan sistem software (perangkat lunak, Red) yang akan menggunakan manajemen informasi untuk meningkatkan kewaspadaan, menganalisis kecenderungan dan memberi peringatan dini kepada tentara yang menjalankan misi lapangan ,” kata Farhan Haq, Deputi Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB, di New York, Amerika Serikat, hari Kamis (10/12), seperti diberitakan Xinhua.
Farhan Haq menambahkan Penandatanganan Nota Kesepakatan dan Kesepahaman dilakukan antara Sekretaris Jenderal untuk Operasi Perdamaian PBB, Herve Ladsous dan Duta Besar Singapura untuk PBB, Karen Tan.
Farhan menjelaskan Herve Ladsous melihat banyak teknologi perangkat lunak yang harus diperbarui, sehingga penanganan situasi di wilayah rawan konflik dapat optimal.
Berdasarkan MOU, Singapura akan bermitra dengan Departemen Operasi Penjaga Perdamaian PBB (UN Department of Peacekeeping Operations/DPKO) dan Departemen Dukungan Lapangan untuk bekerja sama mengembangkan perangkat lunak dalam sistem informasi yang diwujudkan dengan penambahan GIS (Geographic Information System).
Farhan mengatakan bahwa perangkat lunak yang akan digunakan dalam misi perdamaian, disebut 'SAGE' sedang dalam proses pembangunan.
Alat manajemen informasi GIS yang merupakan fokus dari MOU, Farhan menambahkan, dapat memberikan kemampuan untuk memvisualisasikan dan menganalisa beberapa lapisan data pada suatu wilayah dengan cepat, dan diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan, serta memberi peringatan dini kepada pasukan atau tentara yang misi penjaga perdamaian.
Singapura secara resmi menjadi anggota ke-117 PBB pada 21 September 1965. Dari 2001 hingga 2002, Singapura telah berpartisipasi dalam misi penjaga perdamaian PBB atau sebagai pengamat konflik antara lain di Kuwait, Angola, Kenya , Kamboja dan Timor Leste.
Misi penjaga perdamaian pertama di Singapura adalah untuk mengawasi transisi Namibia menuju kemerdekaan pada 29 Maret 1989. (xinhuanet.com/ un.org).
Editor : Bayu Probo
Kepala Militer HTS Suriah Akan Membubarkan Sayap Bersenjata
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Kepala militer "Hayat Tahrir al-Sham" (HTS) Suriah yang menang m...