PBB: Terorisme Merusak Nilai Universal
MADRID, SATUHARAPAN.COM – "Kelompok ekstremis - seperti Da'esh (Negara Islam Irak dan Suriah /NIIS), Al Shabaab dan Boko Haram, merusak nilai-nilai universal, martabat manusia dan nilai pribadi manusia. Mereka menolak seruan Piagam PBB untuk mempraktikkan toleransi dan hidup bersama dalam damai satu sama lain sebagai tetangga yang baik."
Hal itu dikemukakan Sekjen Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Ban Ki-moon, pada acara Club de Madrid, ‘Pertemuan Madrid + 10: Dialog Global Mencegah dan Melawan Kekerasan Ekstremisme' di Madrid, Spanyol, hari Rabu (28/10).
Ide-ide kekerasan terus menyebar memberi bahan bakar pada barisan terorisme, kata Ban. Pertemuan itu dimaksudkan untuk dialog global membangun respon terpadu, multi-dimensi dan berbasis hak asasi manusia untuk melenyapkan momok itu.
"Ekstremisme kekerasan menimbulkan ancaman langsung terhadap perdamaian dan keamanan internasional," kata Ban.
"Spanyol menderita akibat terorisme dari dalam masyarakatnya, dan serangan itu terinspirasi oleh aksi di luar," kata Ban. "Kami tidak akan pernah melupakan pemboman kereta api di Madrid pada tanggal 11 Maret 2004, yang menewaskan 191 orang dan melukai 1.800 lainnya."
Dia menyebutkan bahwa kekerasan ekstrimis bertanggung jawab atas "pelanggaran HAM berat, termasuk eksekusi massal, mutilasi, penyiksaan, perkosaan, penjualan perempuan dan perbudakan seksual." Tindakan mereka "telah memberi kontribusi pada jumlah tertinggi pengungsi dan sejak perang Dunia Kedua."
Menurut Sekjen, orang-orang muda - dan juga perempuan - yang direkrut sering karena "frustrasi dalam mengejar kehidupan yang produktif dan tidak menemukan tempat mereka dalam masyarakat, lalu memilih jalan radikal seperti apa yang mereka lihat di sekitar mereka atau di media sosial."
"Kita harus menunjukkan kepada mereka cara lain, cara yang lebih baik," katanya. Penegakan hak asasi manusia memberikan saluran damai untuk menyelesaikan masalah, menyoroti pentingnya tata kelola yang baik untuk menghentikan penyebaran terorisme dalam jangka panjang.
"Orang-orang muda adalah target utama untuk perekrutan oleh kelompok ekstremis kekerasan," katanya. "Tapi mereka bisa menjadi sekutu yang terbaik untuk mempromosikan pemahaman." (un.org)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...