Loading...
INDONESIA
Penulis: Endang Saputra 15:45 WIB | Selasa, 05 Juli 2016

PBNU Kecam Aksi Bom Bunuh Diri di Dekat Masjid Nabawi

Asap hitam mengepul dari ledakan bom di dekat masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi, hari Senin (4/7) malam. (Foto: Dok.satuharapan.com/ Al Arabiya)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj menyesalkan dan mengutuk keras tragedi bom bunuh diri meledak di Kota Madinah, Arab Saudi, persisnya di tempat parkir antara halaman dan Masjid Nabawi. Seorang pengebom bunuh diri dilaporkan melancarkan aksi teror tersebut saat warga tengah berbuka puasa, pada Senin (4/6)  2016 waktu setempat.

Selain itu, PBNU juga mendesak pihak-pihak terkait, terutama kepada komunitas internasional, PBB dan juga OKI untuk segera mengusut dan menindak tegas pelaku pengeboman di Madinah tersebut.

“Kekerasan dalam bentuk apapun dan dengan motif bagaimanapun tidak dibenarkan, sebab ia mencederai kemanusiaan,” kata KH Said Aqil di Jakarta, hari Selasa (5/7).

Menurutnya, Islam mengutuk kekerasan. Bahkan tidak ada satu pun agama dan ideologi di dunia ini yang membenarkan cara-cara kekerasan dalam kehidupan. Umat Islam umumnya ikut merasakan kepedihan yang sangat luar biasa atas kejadian bom bunuh diri di Madinah.

PBNU juga mengajak seluruh kepala dan pemimpin negara-negara Islam dan para ulama sedunia untuk proaktif melawan radikalisme dan terorisme yang sangat nyata. Gerakan radikal, katanya, sudah sedemikian merajalela sehingga diperlukan penanganan khusus yang intensif dari pelbagai pihak, utamanya ulama dan pemimpin dunia untuk bersatu padu melawan gerakan radikalisme.

“PBNU mengajak seluruh umat sedunia untuk terus menggalang solidaritas kemanusiaan sekaligus menolak segala bentuk kekerasan atas nama agama. Segala hal yeng mengandung kekerasan sesungguhnya bertentangan dengan ajaran Islam atau bahkan bertentangan dengan ajaran agama apapun,” kata dia (nu.or.id)

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home