PBNU: Perbedaan dalam Pilkada Adalah Hal Biasa
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj mengemukakan perbedaan dalam pilihan calon pemimpin di pemilihan kepala daerah (pilkada) harus disikapi secara wajar. Justru, menurut Said, ragam aspirasi itu perlu sebagai proses pendidikan politik warga.
“Perbedaan pendapat itu yang membuat kita cerdas, kritis. Tapi tidak boleh kemudian saling menjatuhkan, apalagi fitnah,” kata Said di Jakarta, Jumat (10/2).
Said mengajak kepada warga NU untuk aktif berpartisipasi dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak pada 15 Februari 2017. Partisipasi ini dinilai penting untuk menentukan masa depan daerah selama lima tahun ke depan.
Said menilai, banyak orang luar atau pengamat yang melihat perbedaan di kalangan warga NU secara berlebihan karena tidak memahami disiplin berpikir pesantren yang biasa berselisih pendapat.
Said mengimbau kepada warga untuk hati-hati dengan politik uang. Ia mengingatkan bahwa yang lebih penting dari coblosan adalah pemimpin yang terpilih harus menunjukkan kinerjanya selama lima tahun mendatang.
Karena itu, kata dia, para pemilik hak suara perlu mempertimbangkan masak-masak siapa figur terbaik yang layak memimpin. Pertimbangan itu harus dimulai sejak sebelum, ketika, dan sesudah mencoblos. “Pemilih yang ngawur akan memilih pemimpin yang keliru,” kata dia. (nu.or.id)
Stray Kids Posisi Pertama Billboard dengan Enam Lagu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Grup idola asal Korea Selatan Stray Kids berhasil menjadi artis pertama d...