PCINU Taiwan: Jangan Bawa-bawa NU dalam Pilpres
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pengurus Cabang Istimewa NU Taiwan menilai isu tentang NU pecah gara-gara perbedaan dukungan kepada calon presiden dan wakil presiden dalam Pemilu Presiden 2014 adalah naif. Oleh karena itu, ia mengimbau kader NU yang terlibat dalam pilpres tidak membawa-bawa nama NU. “Mau jadi apa saja silakan, tapi tidak perlu mengklaim dan membawa-bawa NU,” katanya.
“Ada isu NU pecah karena pilpres, itu tidak benar dan sangat naif. NU tidak bisa dan tidak akan pecah,” kata Mustasyar PCINU Taiwan Mochammad Nabil Haroen dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Jumat.
Nabil tidak menampik jika di antara pengurus dan warga NU ada perbedaan pilihan politik, namun itu suatu keniscayaan karena sejatinya NU memang bukan organisasi politik.
“Dari dulu juga begitu. Jadi, bukan karena mendekati pilpres saja. Kader-kader NU juga tersebar di banyak parpol,” katanya.
Bahwa fakta adanya perbedaan pilihan politik di antara warga dan pengurus NU itu kemudian dipolitisasi oleh pihak tertentu dan untuk kepentingan tertentu, lanjut Nabil, itu persoalan lain.
Perbedaan yang sehari-hari tidak menjadi persoalan berarti, kata dia, diangkat ke permukaan seolah-olah sebagai persoalan yang gawat, seolah-olah NU pecah.
“Sekarang ini ada upaya beberapa elit politik yang ingin membenturkan tokoh NU satu dengan yang lainnya. Upaya ini terlalu jelas untuk dilihat dengan mata telanjang,” katanya.
Tapi, Nabil yakin warga dan pengurus NU sadar betul akan kebesaran, kewajiban, dan orientasi NU yang merentang jauh melampaui semua hal yang duniawi, sehingga tidak akan terpengaruh upaya adu domba itu.
“Mereka yang berusaha memecah-belah NU yang akhirnya akan merugi. NU jauh lebih besar dari sekadar urusan pilpres,” katanya.
Suara Warga NU Dipastikan Terpecah
Pengamat politik Firman Noor mengatakan suara dukungan warga NU dalam Pemilu Presiden 2014 dipastikan akan terpecah karena kedua pasangan yang bersaing mendapat dukungan dari partai politik dan tokoh-tokoh yang identik dengan organisasi masyarakat itu.
“Sudah pasti suaranya pecah. PPP, Ketua Umum PBNU, dan kemungkinan keluarga Gus Dur, seperti Yenny Wahid, mendukung Prabowo-Hatta, sedangkan PKB masuk dalam koalisi pendukung Jokowi-JK,” kata Firman Noor dihubungi di Jakarta, Selasa.
Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu mengatakan bahwa adanya partai politik dan tokoh NU yang mendukung pasangan calon yang berbeda itu merupakan isyarat bahwa dukungan dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden RI sudah bersifat individual.
Dukungan terhadap salah satu pasangan calon sudah tidak lagi berdasarkan fatwa ulama NU, tetapi patron masing-masing kelompok dalam NU, yaitu individu kiai-kiai yang memiliki massa.
“Sebenarnya ini bukan merupakan hal yang aneh. PKB yang saat reformasi didirikan oleh tokoh-tokoh NU dan identik dengan NU, pernah mengalami konflik internal dan beda pendapat antar-kiai,” tuturnya.
Oleh karena itu, Firman mengatakan bahwa PKB saat ini sudah tidak lagi menjadi satu-satunya partai politik representasi dari warga NU.
“Dengan jumlah warga NU yang mencapai puluhan juta, sementara PKB hanya meraih suara 9 persen, jelas PKB bukan satu-satunya representasi NU. Justru bukan tidak mungkin jika Said Aqil yang merepresentasikan NU sebenarnya,” katanya.
Apalagi, kata Firman, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar bukanlah tokoh yang cukup dihargai oleh warga NU setelah masa Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
“Oleh karena itu, dukungan PPP dan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj kepada Prabowo-Hatta pasti akan berpengaruh. Apalagi, pendukung Gerindra di Jabodetabek juga banyak yang warga NU,” katanya.
Muhaimin Ajak Kader NU-PKB Menangkan Jokowi-JK
Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengajak kader Nahdlatul Ulama dan PKB memenangkan pasangan Joko Widodo - Jusuf Kalla dalam Pemilu Presiden 9 Juli 2014.
“Kalau ada kader NU yang menjadi calon wakil presiden untuk apa memilih yang lain,” kata Muhaimin dalam Rapat Pleno DPP PKB dan Konsolidasi Pemenangan Pilpres di Jakarta, Selasa malam.
Hadir dalam acara yang digelar di Kantor DPP PKB, Jalan Raden Saleh Jakarta Pusat itu Jusuf Kalla (JK) dan Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa yang sebelumnya ditunjuk Joko Widodo (Jokowi) sebagai juru bicaranya.
Ia menyebutkan, Jusuf Kalla selain lahir dari keluarga NU, saat ini pun menjabat sebagai anggota Mustasyar PBNU.
“Oleh karena itu saya sampaikan kepada seluruh kader NU dan PKB seluruh tanah air mari kita bersatu padu, tidak ada pilihan hanya ada satu pilihan yaitu orang NU sendiri,” kata Muhaimin.
Menurut Muhaimin, memenangkan kader NU menjadi penting karena NU merupakan pengusung Islam damai, Islam yang membawa rahmat bagi seluruh alam.
“Dengan kemenangan ini diharapkan Islam yang berkembang adalah Islam rahmatan lil alamin, Islam cinta damai, Islam yang menjunjung kekompakan dan kesatuan bagi Indonesia,” katanya.
Dalam acara itu juga dilakukan pembekalan bagi tim PKB yang akan diberangkatkan ke daerah untuk memenangkan pasangan Jokowi-JK.
Muzani: Yenny Wahid dapat Tarik Dukungan Gusdurian
Sekjen Gerindra Ahmad Muzani mengharapkan dukungan Yenny Wahid terhadap pasangan Prabowo-Hatta dalam Pilpres 9 Juli mendatang dapat menarik dukungan para pendukung Gus Dur (Gusdurian).
“Iya Yenny dukung Prabowo-Hatta. Yenny yang merupakan anak kiai dan anak presiden dapat menarik maupun memperkokoh dukungan dari gusdurian,” ujar Ahmad Muzani di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Jumat.
Menurut dia, dukungan tersebut didapat dari berbagai macam golongan khususnya para pendukung Gus Dur.
“Yenny memang sejak 2009 dukung Pak Prabowo. Suaminya anggota DPR dari Gerindra. Yenny saat kampanye Pileg juga dukung Gerindra. Itu konsistensi dari sikapnya kemarin,” ujar dia.
Sebelumnya, pimpinan Islamic Center of Indonesia (Majelis Ta`lim Habib Ali Al Habsyi Kwitang) Habib Abdurrahman bin Muhammad Al Habsyi menyatakan siap mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Tak hanya itu, Mahfud MD, Hary Tanoe, Rhoma Irama juga masuk dalam tim sukses Prabowo-Hatta untuk memenangkan perhelatan Pilpres 9 Juli mendatang. (Ant)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...