PD Dharma Jaya Utamakan Daging Sapi Lokal
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – PD Dharma Jaya sebagai badan usaha milik daerah (BUMD) milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyatakan akan mengutamakan daging sapi lokal untuk memenuhi kebutuhan daging sapi di Jakarta.
“Dharma Jaya akan fokus ke lokal. Sebisa mungkin tidak mau melakukan impor, biarlah itu importir yang lakukan. Walaupun Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian mengizinkan tapi kami fokus di lokal saja,” kata Direktur Utama PD Dharma Jaya Marina Ratna Dewi saat memaparkan master plan PD Dharma Jaya di Balai Kota DKI Jakarta, hari Rabu (24/2).
Biasanya, lanjut dia, importir tidak ingin menjual daging sapi lokal karena untungnya sedikit. Selain itu, upaya ini juga mendukung cita-cita pemerintah terkait ketahanan pangan dan memberdayakan peternak lokal.
Senada dengan Marina, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat bahkan optimis jika PD Dharma Jaya mengutamakan produk lokal dan berhasil mengembangkan sapi-sapi lokal maka harga jual daging sapi tersebut bisa di bawah harga daging impor.
“Pengembangan juga diutamakan dengan produk-produk lokal supaya kita tidak impor dan kita bisa buktikan bahwa harga lokal bisa lebih murah daripada impor. Karena kalau impor itu banyak tarikannya, banyak mafia-mafia. Lebih baik keuntungan itu digunakan untuk menolong peternak,” kata Djarot.
Mantan Wali Kota Blitar ini juga menambahkan fokus pemerintah daerah adalah selain melindungi petani dan peternak lokal upaya ini juga mengintervensi harga di pasaran sehingga terjangkau bagi masyarakat.
Dalam pemaparannya, PD Dharma Jaya mengungkapkan kebutuhan masyarakat DKI Jakarta terhadap daging sapi adalah sekitar 650 ekor per hari. Namun, dalam satu tahun ke depan target yang akan dipenuhi oleh PD Dharma Jaya baru tiga persennya yaitu 2,8 ton daging sapi atau setara dengan 18 ekor per hari.
Selama ini, PD Dharma Jaya bekerja sama dengan Nusa Tenggara Timur (NTT) dan rencananya akan menjajaki kerja sama serupa dengan kota Blora Jawa Timur. Upaya ini juga dipercaya oleh Marina sebagai usaha untuk memutus mata rantai mafia-mafia daging.
“Untuk selama ini memang sudah awal kerja sama kita dengan NTT. Kemudian kalau yang Blora kemarin saya kesana potensi alamnya bagus tapi saya lihat perlu adanya perbaikan untuk manajemen disana,” kata dia.
Dalam satu bulan, lanjut dia, sapi-sapi yang dikirim dari NTT berjumlah sekitar 300 ekor. Padahal sebenarnya pengiriman sapi dari NTT melalui Kapal Pelni itu PD Dharma Jaya bisa mendapat jatah 250 ekor sapi.
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...