PDIP Tawarkan Alternatif Selain Kenaikan Harga BBM.
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah tidak harus menaikan harga BBM untuk mengurangi defisit anggaran negara, karena menaikan BBM malah menyengsarakan rakyat miskin. Masih ada cara lain untuk menutupi defisit itu. Hal ini disampaikan anggota DPR Maruarar Sirait, Senin (17/6) saat mengikuti sidang paripurna di komplek DPR.
Menurut Maruarar pemerintah bisa meningkatkan pendapatan negara dengan menaikan cukai rokok dan cukai minuman keras.
“Kalau mau tahu tentang subsidi kenapa harus dari pemerintah saja, kalau kami masih bisa mempertimbangkan dan bisa memperhitungkan subsidi yang sesungguhnya, karena buat PDI Perjuangan, kami punya postur APBN-P sendiri,” kata Maruarar.
Dalam rapat tersebut, setelah pembacaan keputusan ketua Badan Anggaran tersebut, Maruarar Sirait berpendapat bahwa subsidi selama 9 tahun pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak tepat sasaran, dan didengung-dengungkan selama satu tahun terakhir sebelum pemilihan umum legislatif, eksekutif berlangsung tahun mendatang.
“Coba bayangkan kenapa subsidi sembilan tahun tidak pernah tepat sasaran, sementara satu tahun sebelum pemilihan umum digelar kok pasti masih ada bantuan-bantuan seperti ini, ya BLSM, ya BLT apapun namanya.” ujar Maruarar. “Kami yakin bahwa untuk pengurangan subsidi seperti yang digalakkan pemerintah, maka kami beranggapan bahwa ada cara lain yang dapat digunakan yakni peningkatan cukai rokok, dan cukai minuman keras. Pada akhirnya kami menyatakan bahwa Fraksi PDI Perjuangan tetap menolak.” pungkasnya.
Rieke Diah Pitaloka dari Fraksi PDI-P sependapat dengan Maruarar, ia menyatakan bahwa masih ada solusi lain terkait kenaikan BBM yang menurutnya terlalu dipaksakan. “Dalam kerangka APBN-P versi yang kami bagi-bagikan di luar ruang sidang, kami meyakini bahwa masih ada cara lain selain pencabutan subsidi BBM, yakni dengan Program Pro Desa yang memberdayakan masyarakat desa, yakni dengan perluasan lapangan kerja, padat karya, dan pembangunan infrastruktur desa.” ujar Rieke.
Editor : Yan Chrisna
Ibu Kota India Tercekik Akibat Tingkat Polusi Udara 50 Kali ...
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Pihak berwenang di ibu kota India menutup sekolah, menghentikan pembangun...