Pdt Agustinus Purba: Pengungsi Sangat Butuh Air Bersih dan Relawan
BRASTAGI, SATUHARAPAN.COM – Menurut Badan Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (BVMBG) letusan susulan kemungkinan akan terus terjadi menyusul pengamatan dari CCTV dan letusan susulan Selasa (17/9) lalu. Berdasarkan koordinator pengungsi di GBKP Kabanjahe, Pdt Agustinus Purba, para pengungsi sangat membutuhkan suplai air bersih.
Hasil pengamatan tersebut menunjukkan aktivitas di dalam kawah Gunung Sinabung masih tinggi dan aktif. “Jadi, tidak tertutup kemungkinan Sinabung kembali meletus lagi, bahkan dengan kekuatan lebih besar,” kata Hendrasto, Kepala Badan Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Kamis (19/9/13).
Meskipun saat ini status gunung Sinabung masih waspada II, Hendrasto mengatakan bahwa agar warga tidak khawatir, ia tidak ingin menginformasikan tentang perubahan status tersebut. Pihaknya belum mengetahui kapan waktu pastinya gunung ini kembali meletus.
Ia juga menyatakan bahwa perkembangan aktivitas Gunung Sinabung setiap detiknya akan dilaporkan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Pemerintah Kabupaten Karo, TNI dan Polri untuk diinformasikan kepada para pengungsi perrihal status terbaru.
Menurut data BVMBG, ada sekitar 29 desa yang rawan bencana letusan Gunung Sinabung dalam radius enam kilometer dari kawah aktif. Semakin dekat dengan kawah aktif, maka semakin dekat pula desa itu dengan bahaya.
Sedangkan Kepala BPBD Sumut, Asren Nasution menyatakan kondisi Gunung Sinabung yang saat ini masih dipantau dengan CCTV sedang membawa abu vulkanik melalui asap putih yang keluar dari kawah. Asap tersebut berhembus ke arah timur sampai timur laut.
“Kami selalu memberitahukan kepada mereka status terkini. Kami sarankan jangan kembali ke rumah dulu, sebelum ada izin dan pemberitahuan pihak berwenang. Mereka menuruti, ” ucap Asren.
Sempat Ada Isu Letusan Susulan
Kepada satuharapan.com, Kabid Diakonia GBKP, Pdt. Agustinus P. Purba, semalam telah beredar isu bahwa akan terjadi letusan susulan Gunung Sinabung. Pdt. Agustinus mengatakan bahwa seluruh pengungsi terlihat panik. Tetapi setelah diklarifikasi oleh petugas, para pengungsi akhirnya bisa menenangkan diri dan kembali ke posko pengungsian.
Dengan beredarnya isu tersebut, ada pula warga dari desa Naman akhirnya turun dan ikut bergabung ke Kabanjahe. Titik aman yang disampaikan oleh BNPB adalah dalam radius lima kilometer.Saat ini kondisi fisik dari para pengungsi kebanyakan lelah dan kurang tidur mengingat keadaan cuaca dan tempat pengungsian.
Berkaitan dengan masalah logistik, Pdt. Agustinus menyatakan semuanya telah tercukupi. "Untuk masalah logistik dan obat-obatan sampai saat ini semuanya telah tercukupi namun ada juga beberapa posko yang terkadang meminta bahan logistik kepada posko lain. Tapi rata-rata semuanya cukup,"
"Hanya kendala air bersih saja yang masih belum cukup bagi para pengungsi disini. Dalam satu hari pemerintah menyediakan 1.000 liter air bersih bagi setiap posko yang dihuni oleh 2.000 orang. Saya rasa itu masih kurang." tambahnya.
Perlu Relawan
Selain air bersih, kata Pdt Agustinus Purba, yang menjadi kendala selanjutnya adalah dapur umum. Posko-posko ini membutuhkan relawan yang bisa memasak nasi dengan matang. Kondisi fisik para relawan pun sudah semakin menurun karena mereka ikut tinggal di posko pengungsian. Jadi selain membutuhkan logistik dan sandang, posko pengungsian pun membutuhkan beberapa tenaga untuk bergantian menjadi relawan.
Dalam hal ini pemerintah pun selalu berkoordinasi dengan para relawan dan pengurus posko pengungsian. Mereka siap untuk membantu dalam hal apapun. Sedangkan untuk saat ini belum ada bantuan dari luar negeri walaupun sudah memberi informasi kepada PBB tetapi belum ada tanggapan.
Gunung Sinabung memuntahkan lahar panasnya pada hari Minggu (15/9) dini hari lalu sekitar pukul 02.51. Letusan yang tiba-tiba tersebut membuat seluruh warga yang tinggal dibawah kaki gunung tersebut panik dan berusaha menyelamatkan diri dari lokasi letusan.
Saat ini terdapat sekitar 24 posko pengungsian, 12 diantaranya berada di GBKP Kabanjahe yang dihuni oleh lebih dari 7.000 pengungsi. Keperluan yang dibutuhkan oleh para pengungsi sampai saat ini adalah bahan-bahan logistik, minyak tanah, selimut, obat-obatan, tikar, popok untuk bayi, susu formula, perlengkapan mandi, dan kebutuhan sandang lainnya.
Editor : Bayu Probo
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...