Pedagang Arang Kayu Lebak Kewalahan Layani Permintaan Pasar
LEBAK, SATUHARAPAN.COM - Sejumlah pedagang arang kayu di Kabupaten Lebak, Banten sejak dua pekan terakhir ini kewalahan melayani permintaan pasar, kemungkinan untuk persiapan Idul Adha 2023.
"Biasanya, permintaan arang kayu itu untuk memanggang sate daging kurban," kata Harsono (55), seorang pedagang arang kayu, di Jalan Lingkar Selatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Senin (5/6).
Permintaan arang kayu itu dipastikan dari para pedagang pengecer untuk stok Idul Adha, sehingga dapat meraih keuntungan.
Sebab, saat Idul Kurban banyak masyarakat yang membeli arang kayu untuk keperluan memanggang daging ternak sapi, kerbau, domba, dan kambing.
Karena itu, permintaan arang kayu sejak dua pekan terakhir ini habis terjual 100 karung dengan harga Rp40 ribu/karung, sehingga menghasilkan pendapatan Rp4 juta.
"Kami normalnya dua pekan itu habis terjual 30 karung," kata Harsono pula.
Dia kini mengaku memesan ke perajin arang kayu, agar bisa terpenuhi untuk persediaan Idul Adha yang jatuh 29 Juni 2023 sebanyak 5.000 karung.
Persiapan 5.000 karung arang kayu itu berdasarkan pengalaman tahun lalu habis terjual, dan kebanyakan pembelinya pedagang pengecer juga warga.
"Kami sudah 25 tahun sebagai pedagang arang kayu cukup membantu ekonomi keluarga dan bisa membeli rumah dan menyekolahkan tiga anak," katanya menjelaskan.
Begitu juga Sarmudi (45), pedagang arang kayu mengatakan dirinya selama dua pekan terakhir ini habis terjual hingga 100 karung, dan harga Rp40 ribu/karung dengan kapasitas seberat 14 kilogram dan menghasilkan omzet Rp4 juta.
Dengan pendapatan Rp4 juta itu, kata dia, bisa meraup keuntungan bersih Rp1,3 juta.
"Kami sekarang telah memesan kembali ke perajin arang kayu agar dipasok sebanyak 6.000 karung," kata Sarmudi.
Hari (55), seorang penampung arang kayu di Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak mengaku dirinya setiap pekan memasok arang kayu ke pelanggan tetap di luar daerah, seperti Depok, Tangerang, dan Bogor.
Mereka pelanggan tetap yang setiap pekan dipasok arang kayu itu.
"Kami menampung arang kayu itu di wilayahnya dari perajin hingga 20 ribu/pekan dan dipastikan menjelang Idul Adha permintaan meningkat dua kali lipat," katanya menjelaskan.
Menurut dia, produksi arang kayu itu dari tanaman keras, seperti jenis pohon karet, kecapi, dan albasiah. Sebab, tanaman keras jenis pohon itu memiliki kualitas bara api cukup bagus untuk memagang sate daging ternak.
Namun, selama ini produksi arang kayu menurun, menyusul adanya pengembangan wilayah perkotaan sehingga perkebunan tanaman keras menyusut.
"Kami mendatangkan arang kayu dari berbagai pelosok di Lebak, dengan menggulirkan uang hingga puluhan juta rupiah per pekan," kata Hari lagi.
Kepala Bidang UMKM pada Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Abdul Waseh mengatakan dari populasi jumlah UMKM di daerah ini tahun 2022, sebanyak 56 ribu di antaranya terdapat perajin arang kayu.
Perajin arang kayu itu menjadi andalan ekonomi masyarakat di Kecamatan Sajira, Cipanas, Muncang, Leuwidamar, Cimarga, Gunungkencana, Banjarsari, dan Cijaku.
"Kami membina usaha mereka agar berkembang dan bisa menggulirkan pendapatan ekonomi warga, sehingga bisa mengatasi kemiskinan dan pengangguran," kata Waseh pula.
Jakbar Tanam Ribuan Tanaman Hias di Srengseng
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Barat menanam sebanyak 4.700...