Pedagang Daging Minta Pemerintah Kontrol Cukong Sapi
BEKASI, SATUHARAPAN.COM - Pedagang daging meminta pemerintah untuk mengontrol para pemilik modal (cukong) bisnis sapi supaya harga daging sapi segar yang dijual di tingkat konsumen dapat lebih murah.
Pasalnya, para cukong perlu diawasi supaya tidak mempermainkan harga daging sapi di pasaran khususnya pada saat menjelang lebaran setiap tahunnya.
“Pedagang pengen murah, biar turun. Tolong pemerintah kontrol cukong-cukong sapi. Yang bikin mahal tuh dari situ,” kata pedagang daging sapi, Andry (33 tahun) kepada satuharapan.com, di Bekasi, hari Senin (4/7).
Seperti diberitakan sebelumnya, Pemerintah meminta harga daging sapi dijual hingga Rp 80.000-Rp 85.000 per kilogram. Namun hingga hari ini, harga daging di tingkat konsumen Rp 130.000-150.000 per kilogram. Menurut Andry, para cukong menaikan sendiri harga daging menjadi lebih tinggi sehingga berimbas pada penjualan daging segar di tingkat konsumen menjadi lebih mahal.
“Sekarang pemerintah (minta harga daging) enggak naik. Itu cukong-cukong itu yang pada naikin sendiri. Menurut saya itu bos-bos besar itu yang tanggung jawab ke daging semahal itu,” kata Andy.
“Kalau menurut saya, dari cukong-cukong ini kadang-kadang mereka manfaatkan juga. Sebetulnya yang ditekan pedagang kecil kaya kita ini. Iya kan, mau enggak mau kita jual mahal. Bukan kita yang mau jual mahal, ini mau enggak mau, terpaksa,” dia menambahkan.
Rp 130.000-Rp 150.000/Kg
Sementara itu, harga daging has sapi di tingkat konsumen menjelang lebaran H-2, khususnya di Pasar Alexindo, Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat, Rp 150.000 per kilogram (Kg).
“Daging has Rp 150.000. Has kan daging yang paling empuk, paling tinggi harganya, daging restoran. Di sini habis daging hasnya,” kata Andry.
Pedagang daging yang sudah berjualan sejak delapan tahun lalu ini mengaku untuk daging paha atau sengkel dijual Rp 130.000-Rp 140.000 per kilogram.
“Harga daging enggak rata. Itu potongan karkas Rp 91.000-Rp 92.000 per kilogram. Kita jual paling murah Rp 130.000 per kilogram, paling mahal sekitar Rp 140.000 per kilogram,” kata Andry.
“Paling modalnya kalau sapi kita harus ukurnya dari rawon, kalau rawonnya banyak biasanya kita rugi. Modalnya bisa Rp 125.000 per kilogram,” dia menambahkan.
Menurut Andry, permintaan pemerintah untuk menurunkan harga daging sapi menjadi Rp 80.000-Rp 85.000 tersebut berdampak pada banyaknya pembeli yang protes kepada para pedagang daging. Andy mengatakan, pembeli mengira pedagang daging di pasar yang membuat harga tinggi padahal modal dari rumah potong hewan (RPH) telah dipatok dengan harga lebih tinggi.
“Menurut saya itu bikin yang beli ini jadi protes ke kita (pedagang daging). ‘Ko di televisi, Jokowi bilang daging Rp 80.000?’ Sedangkan modalnya Rp 115.000 per kilogram,” kata Andy.
“Makanya ricuh, istilahnya ricuh dengan ibu-ibu. Istilahnya kalau bahasa gaulnya, kita yang suka di-bully sama ibu-ibu. ‘Lu naik-naikin sendiri.’ Padahal mah daging dari sananya mahal, lebih dari Rp 100.000 modalnya. Di situ ricuhnya.”
“Istilahnya daging modalnya masih di atas Rp 100.000. Ibu-ibu malah jadi gagal paham kan istilahnya. Jokowi kan padahal sebutin suruh daging Rp 80.000-Rp 85.000. Nah ibu-ibu tahunya Rp 85.000, padahal Jokowi kan nyuruhnya ke Menteri. Nah ibu-ibu gagal fokusnya ke situ. Jadi mereka ini selalu tuduhnya sama pedagang nih naikin sendiri,” dia menegaskan.
Pada hari Jumat (1/7) harga daging sapi menjelang lebaran H-5 di tingkat konsumen, khususnya di Pasar Seroja, Kelurahan Harapan Jaya, Bekasi Utara, Jawa Barat, Rp 130.000 per kilogram.
Pada hari Sabtu (2/7) harga daging sapi menjelang lebaran H-4 di tingkat konsumen, khususnya di Pasar Pintu Air, Kelurahan Harapan Mulya, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi, Jawa Barat, Rp 140.000 per kilogram.
Versi Pemerintah Sudah Turun
Sebelumnya, Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, mengatakan harga daging beku maupun daging sapi segar sudah turun di bawah Rp 80.000 per kilogram meskipun belum terjadi di seluruh daerah.
"Yang terpenting sekarang program Pak Presiden harga di bawah Rp 80.000 per kilogram jadi kenyataan, meski belum seluruhnya," kata Amran usai acara penyerahan zakat di Istana Negara Jakarta, hari Kamis (30/6).
Mentan menyebutkan meskipun di sejumlah daerah ada yang harganya mencapai Rp 120.000 per kilogram namun sudah ada yang harganya Rp 76.000, Rp 75.000, Rp 85.000, Rp 100.000 per kilogram.
Amran mengaku bahwa dirinya baru saja melakukan peninjauan di sejumlah pasar untuk mengecek harga daging itu. "Aku habis dari pasar tadi subuh," katanya.
Menurut dia, penurunan harga tersebut sudah tembus atau masuk ke lapak-lapak di pasar.
Mengenai kebutuhan pokok lain, Mentan mengatakan dalam posisi cukup dan aman. "Stok beras aman, hampir dua kali lipat, harga bawang sudah turun, yang lain aman," kata Amran
Pada hari Kamis (30/6), Mentan Amran Sulaiman blusukan memantau harga daging sapi di tiga pasar antara lain Pasar Cipulir. Pukul 05.30 WIB Amran tiba di Pasar Cipulir, Jakarta Selatan.
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...