Pejabat AS: Penumpukan Militer Rusia Terus Terjadi di Suriah
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Rusia terus menumpuk militer di Suriah dan mengirimkan kendaraan lapis baja, kapal pendarat tank, dan satuan kecil pasukan ke negara dilanda perang tersebut dalam beberapa hari belakangan, kata pejabat AS kepada AFP pada hari Rabu (9/9).
Kegiatan Rusia itu dipusatkan di bandar udara antarbangsa Bassel al-Assad, selatan Latakia di pantai Laut Tengah Suriah dan di sarana angkatan laut Rusia di Tartus.
Pejabat itu, yang berbicara tanpa menyebutkan nama, mengatakan bahwa bahwa selama beberapa hari belakangan, pesawat angkut militer Antonov-124 Condor terbang ke bandar udara itu, sehingga jumlah penerbangan angkut dalam beberapa hari belakangan setidak-tidaknya empat kali.
Selain itu, dua kapal pendarat tank tiba di Tartus dan sekitar selusin kendaraan lapis baja Rusia di bandar udara Bassel al-Assad, nama kakak Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Pejabat itu mengatakan "puluhan" infanteri angkatan laut Rusia telah tiba di Suriah, namun peran mereka mungkin untuk melindungi perangkat keras militer yang masuk di sana daripada melakukan apa pun penyebaran para tentaranya di lapangan.
"Kami telah melihat puluhan (infanteri) di sana. Tentu ada beberapa tentara di sana," kata pejabat tersebut.
Pejabat itu juga mengatakan tidak ada indikasi segera bahwa Rusia telah mengirim apa pun baik surat perintah maupun persenjataan berat. Seorang pejabat militer AS mengatakan "di bawah 50" pasukan Rusia telah tiba di Suriah.
Sebelumnya, Moskow, hari Selasa (8/9), meminta jawaban dari Yunani dan Bulgaria setelah Sofia melarang pesawat suplai Rusia yang menuju Suriah melintasi wilayah udaranya, dengan Athena mengatakan pihaknya telah diminta Washington untuk melakukan hal serupa.
“Jika ada yang ragu – dalam hal ini rekan Yunani dan Bulgaria kami – maka mereka, tentu saja harus menjelaskan masalahnya,” ungkap Wakil Menteri Luar Negeri Mikhail Bogdanov kepada kantor berita Interfax.
“Jika kami berbicara mengenai langkah mereka untuk mengambil sejumlah pembatasan atau larangan atas permintaan AS, maka ini menimbulkan pertanyaan tentang hak kedaulatan mereka untuk mengambil keputusan mengenai pesawat dari negara-negara lain - Rusia pada khususnya - yang melintasi wilayah udara mereka,” katanya.
Washington mengungkapkan kekhawatiran setelah laporan yang menunjukkan bahwa Moskow mungkin meningkatkan bantuan militernya untuk Presiden Suriah Bashar al-Assad dan telah mengirim tim militer ke negara itu.
Sebelumnya pada Selasa, anggota NATO, Bulgaria mengonfirmasi pihaknya menolak izin sejumlah pesawat Rusia untuk melintasi wilayah udaranya.
Yunani pada Senin mengatakan bahwa Washington meminta mereka untuk melarang pesawat suplai Rusia yang menuju Suriah melintasi wilayah udaranya.
Mereka mengatakan pihaknya tengah memeriksa permintaan AS tapi tidak memberikan rincian lebih lanjut. (AFP)
Puluhan Anak Muda Musisi Bali Kolaborasi Drum Kolosal
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Puluhan anak muda mulai dari usia 12 tahun bersama musisi senior Bali be...