Pejabat Dewan Gereja Dunia Dilarang Masuk Israel
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM - Israel menolak kedatangan seorang teolog dan akademisi Afrika karena dugaan aktivismenya di Boycott, Divestment and Sanctions (BDS) Movement atau gerakan memboikot produk-produk Israel.
The Guardian yang melaporkan berita ini mengutip pernyataan Menteri Dalam Negeri Israel, Aryeh Dery.
Isabel Phiri, kelahiran Malawi yang merupakan asisten sekretaris jenderal Dewan Gereja Dunia (Word Church Council, WCC) di Jenewa, ditolak visanya di bandara Ben Gurion Israel pada hari Senin sore (5/12).
Walaupun aktivis asing pro-Palestina sering dilarang masuk Israel, baru kali ini seorang warga negara asing ditolak masuk ke negara itu khusus karena kegiatannya yang pro-BDS.
Aryeh Dery mengatakan ia telah memutuskan untuk menolak mengeluarkan visa setelah berkonsultasi dengan Menteri Keamanan Publik, Gilad Erdan, yang juga bertugas melawan boikot anti-Israel.
Dalam sebuah pernyataan kepada media, Dery mengatakan: "Pemberian izin masuk kepada aktivis seperti Phiri akan memperkuat kegiatan keliru yang diperjuangkan olehnya bersama teman-temannya dan saya tidak punya niat untuk membantu hal itu. Saya akan menggunakan otoritas yang ada pada saya untuk mencegah kerugian bagi Israel. "
Erdan mengatakan: "Tempat para pemboikot adalah di luar perbatasan negara dan kami akan terus melakukan segala kemungkinan untuk mencegah mereka memasuki negara kami."
Keputusan untuk menolak masuk Phiri cenderung kontroversial mengingat ketokohannya. Ia seorang teolog dan akademis. Sebelum bergabung dengan Dewan Gereja Dunia, Phiri adalah seorang profesor teologi Afrika, dan kepala sekolah agama dan filsafat di Universitas KwaZulu Natal di Afrika Selatan.
Lembaga tempat dia bekerja, Dewan Gereja Dunia, mewakili gereja, denominasi dan lembaga beasiswa gereja di lebih dari 110 negara, mewakili lebih dari 500 juta orang Kristen dan termasuk sebagian besar gereja-gereja Ortodoks di dunia, puluhan gereja Anglikan, Baptis, Lutheran, Methodist dan gereja Reformed, serta gereja-gereja independen.
Sementara itu, untuk membenarkan langkah yang telah diambil, menteri-menteri Israel menyoroti juga kegiatan Dewan Gereja Dunia yang pro-Palestina, termasuk program pendampingan. Program ini merekrut peninjau ke kota-kota dan desa-desa Palestina bertujuan untuk menawarkan "kehadiran pelindung bagi masyarakat rentan" dan melakukan pemantauan dan pelaporan pelanggaran hak asasi.
Di bawah skema itu, Dewan Gereja Dunia telah membawa sekitar 1.500 relawan ke Israel untuk program pendampingan tersebut.
Di Israel saat ini sedang digodok sebuah RUU untuk melarang warga negara asing pendukung gerakan BDS memasuki Israel, meskipun menteri juga memiliki hak untuk menolak individu masuk negara itu berdasarkan kasus per kasus.
Tahun ini Israel juga menolak memberi izin salah satu pendiri gerakan BDS, Omar Barghouti, yang menikah dengan seorang warga Israel asal Palestina, untuk bepergian ke luar negeri dalam rangka tur sebagai pembicara.
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...