Pejabat Paling Ditakuti di Tiongkok Ditangkap karena Korupsi
Penangkapan ini jadi bukti di bawah pemerintahan Presiden Xi Jinping tidak ada yang kebal hukum.
HONG KONG, SATUHARAPAN.COM - Zhou Yongkang yang dikenal sebagai pejabat paling ditakuti di Tiongkok karena kedudukannya sebagai kepala keamanan dalam negeri ditangkap dengan tuduhan menerima suap, membantu anggota keluarga dan kroninya menjarah aset pemerintah dan membocorkan rahasia negara.
Pengumuman tentang tertangkapnya Zhou dilansir oleh kantor berita Pemerintah Tiongkok Xinhua, pagi tadi. Zhou juga dipecat dari Partai Komunis Tiongkok (PKT).
Selama ini Zhou dianggap kebal dari jerat hukum. Namun langkah ini menjadi bukti bahwa di bawah pemerintahan Presiden Xi Jinping tidak ada yang dapat lolos dari penegakan hukum.
Menurut New York Times, yang melaporkan berita ini hari ini, pengumuman penangkapan Zhou merupakan langkah terbesar dalam dua tahun terakhir, sejak Presiden Xi mencanangkan kampanye memberantas korupsi di kalangan elit PKC.
Zhou, kini berusia 72 tahun, merupakan anggota politbiro PKC pertama yang menghadapi investigasi kriminal kasus korupsi. Media di Tiongkok merayakan langkah Presiden Xi ini sebagai pertanda serius membersihkan birokrasi dari korupsi.
"Korupsi adalah kanker yang menggerogoti kesehatan partai," demikian sebuah pernyataan pada editoril Harian Rakyat, koran utama PKT pada terbitan hari ini. "Kita harus menggunakan investigasi dan penanganan pelanggaran berat Zhou Yongkang untuk secara sungguh-sungguh memajukan perjuangan malawan korupsi."
Keputusan Politbiro PKT -- yang terdiri dari 25 pejabat senior -- untuk memecat Zhou dan menempatkan dia dibawah investigasi, dapat dipastikan akan membawa Zhou menghadapi pengadilan dan mendapat hukuman berat.
Kantor berita Xinhua mengatakan Politbiro mengambil keputusan pemecatan itu kemarin.
"Tindakan Zhou Yongkang benar-benar bertentangan dengan esensi dan misi partai," demikian antar lain narasi dari keputusan Politbiro, sebagaimana dikutip Xinhua. "Tindakan dia telah merusak citra partai secara parah dan membawa kerusakan yang besar dalam hubungan antara partai dengan rakyat."
Secara terpisah, kantor Kejaksaan Agung, yang menangani kasus-kasus korupsi, mengatakan Zhou telah ditangkap tanpa memberi informasi lebih terperinci.
Mengeksploitasi Jabatan
Di bawah kepemimpinan Presiden Xi, badan anti korupsi Tiongkok telah menginvestigasi belasan pejabat, termasuk Xu Caihou, mantan komandan Tentara Pembebasan Rakyat, yang mengaku menerim suap yang besar sekali jumlahnya. Namun sejauh ini belum ada pejabat yang mendapat tindakan seberat yang dialami Zhou.
Zhou mundur pada November 2012, pada saat bersamaan dengan naiknya Xi menjadi pemimpin PKT
Sejak 2007, Zhou merupakan anggota badan pengambil keputusan PKT, dan pada saat yang sama ia memimpin sebuah komite yang mengawasi kepolisian dan keamanan nasioal, termasuk pengadilan, kejaksaan dan lembaga pemasyarakatan.
Segera setelah pensiun, Zhou menjadi target investigasi Presiden Xi dan sekutunya, khususnya di basis-basis kekuasaannya, yaitu di Provinsi Sichuan dan di China National Petroleum Corporation, dimana Zhou duduk sebagai general manager.
Menurut kantor berita Xinhua, Zhou mengeksploitasi kedudukannya untuk memperoleh keuntungan dengan melawan hukum dan secara langsung maupun tidak langsung, melalui keluarganya ia menerima sogokan yang masif.
Zhou, lanjut Xinhua, mengeksploitasi kedudukannya untuk membantu saudara, kekasih-kekasihnya dan teman-temannya untuk mendapatkan penghasilan melalui aktivitas bisnis yang menciptakan kerugian besar bagi Badan Usaha Milik Negara.
Zhou juga diduga telah memperdagangkan rahasia negara demi uang dan seks.
Investigasi yang dilakukan New York Times belum lama ini menunjukkan putra Zhou, adik ipar dan anak-anak dari ibu mertuanya memiliki kekayaan sekita 1 miliar renminbi, atau US$ 160 juta, sebagian besar di industri gas dan minyak.
Bulan lalu, situs Harian Rakyat mempublikasikan sebuah komentar yang menggambarkan Zhou sebagai pemimpin dari lima lingkaran korupsi: provinsi Sichuan, sektor minyak, jasa keamanan publik, sekretarisnya serta keluarga dan kerabatnya.
Editor : Eben Ezer Siadari
Rusia Tembakkan Rudal Balistik Antarbenua, Menyerang Ukraina
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Rusia meluncurkan rudal balistik antarbenua saat menyerang Ukraina pada hari K...